Pada hari Selasa (25/3/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan signifikan setelah sebelumnya sempat mengalami penurunan. Kenaikan ini mencapai 1,21%, dengan total penguatan sebesar 74,4 poin, yang membawa IHSG berakhir di posisi 6.235,62. Aktivitas perdagangan saham menunjukkan adanya campur tangan investor asing yang melakukan pembelian bersih sekaligus penjualan pada beberapa saham tertentu. Dalam kesempatan tersebut, tercatat lebih dari 329 saham mengalami kenaikan, sementara sekitar 265 saham justru turun. Total nilai transaksi yang terjadi mencapai Rp 14,63 triliun melalui ratusan ribu kali transaksi.
Berbagai dinamika terjadi dalam perdagangan saham pada hari tersebut. Investor asing menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi pergerakan pasar. Mereka mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp 214,64 miliar di seluruh pasar serta Rp 420,19 miliar di pasar reguler. Meskipun demikian, mereka juga melakukan penjualan bersih senilai Rp 205,56 miliar di pasar negosiasi dan tunai. Salah satu sorotan adalah daftar saham-saham yang mengalami tekanan jual oleh investor asing.
Sepuluh saham tercatat sebagai yang paling banyak diperdagangkan secara negatif oleh investor asing. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menduduki posisi teratas dengan penjualan bersih sebesar Rp 85,66 miliar. Disusul oleh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang mencatat penjualan bersih Rp 46,17 miliar dan PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) dengan nilai penjualan sebesar Rp 32,59 miliar. Beberapa saham lain seperti PGAS, BREN, hingga WIFI juga masuk ke dalam daftar ini.
Dinamika perdagangan saham tidak hanya dipengaruhi oleh aktivitas investor asing tetapi juga oleh kondisi pasar secara keseluruhan. Lonjakan IHSG memberikan harapan baru bagi para pelaku pasar meskipun masih ada beberapa saham yang mengalami tekanan penjualan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada ketidakpastian, potensi pemulihan tetap ada di tengah perubahan strategi investasi.
Kenaikan IHSG pada hari itu menunjukkan respons positif dari pasar terhadap berbagai faktor eksternal maupun internal. Meski adanya tekanan jual pada sejumlah saham, kinerja keseluruhan pasar tetap solid. Ini menandakan bahwa minat investor untuk tetap berpartisipasi dalam pasar modal Indonesia masih tinggi, bahkan di tengah fluktuasi yang terjadi akhir-akhir ini.