Dataran Tinggi Tibet, yang dikenal sebagai "Atap Dunia", telah menjadi destinasi impian bagi para pelancong. Namun, wilayah ini justru dianggap tidak cocok untuk jalur penerbangan komersial karena sejumlah faktor geografis dan risiko keselamatan. Menurut laporan dari Travel Leisure, ada beberapa alasan mengapa pesawat cenderung menghindari rute melalui dataran tinggi ini. Faktor-faktor tersebut mencakup luasnya wilayah, ketinggian ekstrem, serta potensi turbulensi yang dapat mempengaruhi kenyamanan dan keselamatan penumpang. Artikel ini akan membahas secara mendalam tantangan-tantangan yang membuat Dataran Tinggi Tibet tidak cocok untuk penerbangan komersial.
Salah satu kendala utama adalah ukuran dataran tinggi ini. Berdasarkan data dari NASA dan Survei Geologi Amerika Serikat (AS), Dataran Tinggi Tibet menyebar di area seluas 1.204.344 kilometer persegi. Luas tersebut setara dengan empat kali lipat negara Texas di Amerika Serikat. Ukuran yang sangat besar ini membuat pengaturan jalur penerbangan menjadi lebih rumit, terutama jika harus menghindari medan geografis yang sulit.
Selain luas wilayah, ketinggian juga menjadi perhatian serius bagi para insinyur penerbangan. Dataran Tinggi Tibet berada pada ketinggian rata-rata sekitar 4.500 meter atau 14.800 kaki di atas permukaan laut. Meskipun pesawat modern mampu terbang pada ketinggian lebih dari 9.100 meter (30 ribu kaki), ada kekhawatiran tentang tingkat oksigen yang rendah di daerah ini. Jika terjadi dekompresi mendadak, masker oksigen harus bekerja lebih keras untuk menyediakan udara yang cukup bagi penumpang dan awak pesawat. Hal ini bisa menjadi ancaman nyata dalam situasi darurat.
Risiko tambahan datang dari karakteristik pegunungan yang curam dan terjal. Pegunungan Himalaya, termasuk Gunung Everest, merupakan bagian dari Dataran Tinggi Tibet. Struktur gunung-gunung ini cenderung menciptakan turbulensi yang kuat, sehingga meningkatkan kemungkinan ketidaknyamanan bagi penumpang. Selain itu, kondisi cuaca ekstrem di wilayah ini dapat memperburuk situasi penerbangan.
Oleh karena itu, banyak maskapai memutuskan untuk menjauhi jalur penerbangan melalui Dataran Tinggi Tibet demi memastikan bahwa perjalanan tetap aman dan nyaman bagi semua penumpang. Keputusan ini bukan hanya soal logistik, tetapi juga pertimbangan keselamatan yang sangat penting.
Pilihan untuk menghindari Dataran Tinggi Tibet sebagai jalur penerbangan komersial didasarkan pada analisis mendalam terhadap faktor-faktor geografis dan risiko keselamatan. Meskipun wilayah ini menawarkan pemandangan spektakuler bagi wisatawan, tantangan teknis dan operasional membuatnya kurang ideal untuk penerbangan reguler. Dengan mengambil langkah ini, industri penerbangan berusaha meminimalkan risiko dan menjaga standar keselamatan tertinggi bagi semua penumpang.