Banyak individu yang mengalami ketidaknyamanan fisik selama menjalankan ibadah puasa, salah satunya adalah migrain. Kondisi ini cukup umum terjadi dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Para ahli neurologi menyoroti bahwa migrain saat berpuasa sering dipicu oleh perubahan pola tidur, makanan tertentu, kadar gula darah rendah, serta dehidrasi. Dalam video dari akun YouTube Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Spesialis Neurologi dr. Henry Riyanto menjelaskan secara rinci faktor-faktor penyebab migrain tersebut. Selain itu, ia juga memberikan rekomendasi cara untuk mengelola dan meredakan gejala migrain agar tidak mengganggu rutinitas harian.
Menurut dokter spesialis saraf, gangguan kepala seperti migrain sering kali dirasakan oleh mereka yang sedang menjalani puasa. Kondisi ini biasanya menyebabkan sensitivitas terhadap cahaya dan suara. Gejalanya bisa berlangsung dari beberapa jam hingga berhari-hari, dengan intensitas bervariasi mulai dari ringan hingga parah. Faktor utama yang memicu migrain ini adalah perubahan kebiasaan hidup, seperti kurang tidur akibat bangun lebih awal untuk sahur. Perubahan jadwal tidur tersebut memengaruhi fungsi otak sehingga meningkatkan risiko terjadinya sakit kepala.
Selain masalah tidur, konsumsi makanan dan minuman juga menjadi pemicu migrain. Beberapa jenis bahan makanan memiliki komponen yang dapat memicu serangan migrain pada individu tertentu. Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk memperhatikan kandungan nutrisi dalam menu sahur dan berbuka. Menjaga asupan cairan tubuh tetap terjaga juga sangat krusial karena dehidrasi dan kadar gula darah rendah dapat memperlambat aliran darah ke otak, yang kemudian memicu sakit kepala.
Untuk mengatasi migrain saat berpuasa, para ahli merekomendasikan beberapa langkah praktis. Pertama-tama, pastikan tidur cukup dan kelola stres dengan baik. Konsumsilah air putih secukupnya selama waktu makan diperbolehkan. Hindari makanan tinggi garam, gula, dan lemak, serta camilan olahan. Sebagai alternatif, tambahkan buah-buahan segar dan sayuran ke dalam pola makan sehari-hari. Jika kondisi semakin parah, penggunaan obat penenang sakit kepala bisa dipertimbangkan setelah berkonsultasi dengan tenaga medis.
Jika upaya mandiri belum memberikan hasil yang memuaskan, disarankan untuk mencari bantuan profesional. Dengan evaluasi lebih lanjut, dokter dapat mengidentifikasi penyebab spesifik migrain dan memberikan solusi yang lebih tepat. Hal ini bertujuan agar setiap orang dapat menjalankan ibadah puasa dengan nyaman tanpa harus khawatir tentang gangguan fisik yang tak diinginkan.