Gaya Hidup
Menilik Makna Tidur dalam Puasa Ramadan
2025-03-03

Pada bulan suci Ramadan, banyak individu memilih untuk beristirahat lebih lama dengan alasan kelelahan. Namun, penting untuk memahami hukum dan makna sebenarnya dari tidur selama berpuasa. Artikel ini menjelaskan perspektif yang tepat tentang tidur di siang hari saat berpuasa, serta menguraikan pemahaman hadis yang sering disalahartikan.

Pemahaman Hadis Tentang Tidur Selama Berpuasa

Terdapat hadis populer yang menyatakan bahwa tidur orang yang berpuasa adalah ibadah. Meski demikian, perlu dicatat bahwa penggunaan hadis ini sebagai justifikasi untuk tidur seharian merupakan penafsiran yang keliru. Imam al-Ghazali menekankan pentingnya tidak berlebihan dalam tidur siang agar dapat merasakan lapar dan haus, sehingga hati menjadi lebih jernih dalam melaksanakan ibadah.

Hadis tersebut menjelaskan bahwa tidur orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amalnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni. Namun, kunci utamanya terletak pada tujuan tidur itu sendiri. Syekh Murtadla az-Zabidi menegaskan bahwa tidur dapat bernilai positif jika digunakan sebagai sarana mempersiapkan fisik untuk ibadah. Oleh karena itu, tidur hanya menjadi ibadah ketika bertujuan untuk meningkatkan kualitas ibadah lainnya. Dalam konteks ini, tidur bukanlah alasan untuk bermalas-malasan atau menghindari aktivitas.

Kriteria Tidur yang Bernilai Ibadah

Berpuasa tidak dibatalkan oleh tidur, namun pelaku mungkin kehilangan pahala jika tidak mematuhi adab-adab puasa. Penting untuk memahami bahwa tidur dapat dianggap sebagai ibadah jika dipenuhi dua kriteria: pertama, tidak dimaksudkan untuk bermalas-malasan; kedua, tidak mencampuri ibadah puasa dengan perbuatan maksiat. Syekh Nawawi al-Bantani menjelaskan bahwa tidur tetap bernilai ibadah asalkan tidak diselingi dengan perbuatan seperti ghibah.

Syarat-syarat ini menunjukkan bahwa tidur di siang hari harus memiliki tujuan yang mulia, yaitu untuk mempersiapkan diri menjalankan ibadah dengan lebih baik. Hal ini mencakup istirahat yang cukup untuk menjaga stamina, namun tetap memungkinkan waktu untuk aktivitas lain seperti membaca Al-Quran, berdoa, atau melakukan amalan-amalan sunnah. Dengan demikian, tidur bukan hanya sekadar kegiatan fisik, tetapi juga bisa menjadi bagian dari proses spiritualisasi diri selama berpuasa.

More Stories
see more