Perjalanan seorang investor sering kali dipenuhi dengan tantangan dan pengambilan keputusan yang berisiko. Dalam kisahnya, Lo Kheng Hong mengungkapkan bagaimana ia berhasil melewati masa sulit saat krisis melanda Indonesia pada tahun 1998. Saat itu, hampir seluruh hartanya hilang, namun ia tetap teguh dengan strategi investasi jangka panjangnya.
Di tengah krisis finansial, Lo Kheng Hong memilih untuk fokus pada satu saham saja, yaitu PT United Tractor Tbk (UNTR). Keputusannya ini didasarkan pada analisis mendalam terhadap prospek perusahaan tersebut. Meskipun harga saham UNTR turun drastis, Lo percaya bahwa nilai intrinsik perusahaan lebih tinggi daripada harga pasar. Selama enam tahun, ia mempertahankan asetnya di UNTR hingga akhirnya menjualnya dengan keuntungan besar pada tahun 2004. Kesabaran dan keyakinan menjadi kunci sukses dalam kasus ini.
Selain krisis 1998, Lo Kheng Hong juga mengalami kerugian signifikan pada investasi saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Ketika harga saham anjlok hingga Rp 50, banyak yang meragukan kemampuan Lo untuk bangkit kembali. Namun, dengan mental baja dan strategi cerdas, ia tidak hanya bertahan tetapi juga menambah kepemilikan sahamnya. Pengalaman ini mengajarkan pentingnya evaluasi diri dan manajemen risiko dalam dunia investasi. Setelah satu setengah tahun, harga saham rebound hingga mencapai Rp 500, membuktikan bahwa kesabaran dapat menghasilkan hasil yang luar biasa.
Dari kisah hidup Lo Kheng Hong, kita belajar bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Sebaliknya, kegagalan dapat menjadi guru terbaik bagi para investor. Dengan sikap pantang menyerah dan analisis yang cermat, setiap orang bisa mengubah momen sulit menjadi peluang emas. Lebih dari sekadar mencari keuntungan, Lo Kheng Hong menunjukkan kepada kita bahwa investasi adalah seni membangun masa depan dengan keputusan yang bijak dan penuh keberanian.