Di akhir hidup, banyak orang merenung tentang apa yang bisa mereka ubah. Seorang ahli onkologi dan seorang mantan perawat pasien terminal telah mengumpulkan pengalaman berharga dari mereka yang mendekati ajal. Kedua narasumber ini menyoroti pentingnya menjalani kehidupan sesuai dengan keinginan sendiri, bukan hanya memenuhi ekspektasi orang lain. Mereka juga menekankan pentingnya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi serta berani mengungkapkan perasaan.
Dalam suasana musim gugur yang hangat, Jakarta menjadi saksi pentingnya refleksi hidup melalui cerita-cerita dari para pasien terminal. Ahli onkologi Siddhartha Mukherjee dan penulis Bronnie Ware menunjukkan bahwa momen terakhir dalam hidup sering kali dipenuhi dengan penyesalan. Ware, yang memiliki pengalaman selama delapan tahun sebagai perawat, mencatat lima penyesalan yang paling sering disampaikan oleh pasiennya:
Ware menekankan bahwa penyesalan pertama adalah yang paling umum. Banyak orang menyadari bahwa impian mereka belum terwujud karena terikat pada harapan orang lain. Hal ini mengajarkan kita untuk lebih berani mengejar mimpi dan mengambil keputusan yang membuat kita bahagia.
Dari perspektif seorang jurnalis, cerita ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya hidup dengan tulus dan memprioritaskan apa yang benar-benar penting dalam hidup. Keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi serta keberanian untuk mengungkapkan perasaan menjadi kunci untuk menghindari penyesalan di kemudian hari. Jika kita belajar dari pengalaman ini, kita dapat menjalani hidup yang lebih bermakna dan penuh kebahagiaan.