Pada perdagangan akhir Maret 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta mengalami penurunan signifikan. Pelemahan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk persepsi investor terhadap pengumuman Danantara dan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Rakyat Indonesia (BRI). Meskipun IHSG sempat turun hingga hampir 5% pada sesi perdagangan pertama, rebound terjadi setelah munculnya informasi yang lebih jelas tentang Danantara. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menekankan bahwa pergerakan pasar saat ini tidak sepenuhnya mencerminkan fundamental ekonomi. Selain itu, BEI mencatat adanya tanda-tanda positif, seperti lonjakan jumlah investor baru dan pendaftaran sebelas perusahaan dalam kuartal pertama.
Perubahan drastis pada IHSG awal bulan Maret menjadi sorotan utama. Penurunan indeks tersebut tercatat mencapai titik terendahnya pada level 5.967 atau turun hampir 4,6%. Namun, setelah pengumuman pengurus Danantara, pelemahan berhasil dipangkas hingga indeks berakhir dengan penurunan sekitar 1,55%, yaitu ke level 6.161,22. Menurut Iman Rachman, fluktuasi ini merupakan respons langsung dari persepsi investor terhadap langkah-langkah pemerintah, termasuk pembentukan Danantara.
Selain itu, hasil RUPS PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk juga mempengaruhi sentimen pasar. Iman menyatakan bahwa kondisi pasar saat ini belum sepenuhnya mencerminkan kondisi fundamental yang kuat. Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menjelaskan bahwa fluktuasi IHSG sejak awal tahun disebabkan oleh kombinasi faktor domestik dan global, seperti penurunan suku bunga nasional serta kebijakan tarif dagang Amerika Serikat.
Di tengah ketidakpastian, ada beberapa indikator positif yang mulai muncul. Jeffrey menyoroti bahwa permintaan saham tetap tinggi, ditunjukkan oleh 10 perusahaan baru yang telah go-public pada kuartal pertama tahun ini. Jumlah investor pasar modal juga terus meningkat, mencapai lebih dari 15,7 juta orang, dengan tambahan lebih dari 850 ribu investor baru. Data ini menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap pasar modal masih besar, terutama bagi investor pemula yang ingin memanfaatkan harga saham yang sedang rendah sebagai peluang investasi.
Walaupun IHSG sempat mengalami penurunan signifikan, tanda-tanda pemulihan sudah mulai terlihat. Para analis optimistis bahwa pasar akan melanjutkan tren positifnya jika persepsi investor dapat dikelola dengan baik. Kondisi ini memberikan harapan bahwa stabilitas pasar modal akan tercapai dalam waktu dekat, meskipun tantangan global dan domestik tetap harus diwaspadai.