Kondisi pasar saham Tanah Air saat ini memang mengalami penurunan, namun para pemimpin industri melihat sisi lain dari situasi ini. Rudy Utomo, selaku Direktur Utama Sinarmas Sekuritas, menekankan bahwa meskipun ada pelemahan, fundamental ekonomi Indonesia tetap kokoh. Dalam perspektif yang lebih luas, Rudy berpendapat bahwa momen ini dapat dimanfaatkan sebagai peluang baru bagi sektor bisnis tertentu. Oleh karena itu, investor disarankan untuk tidak terpengaruh oleh isu-isu tanpa dasar yang beredar. Sebagai contoh, meskipun perdagangan saham turun, aliran modal ke Surat Utang Negara (SUN) justru meningkat, yang menunjukkan ketertarikan investor terhadap instrumen investasi yang stabil.

Perubahan pola pikir menjadi salah satu kunci penting dalam menjaga stabilitas pasar modal. Menilik pengalaman pandemi, pertumbuhan jumlah investor domestik sangat signifikan. Namun, tantangan besar muncul ketika harus mempertahankan kepercayaan investor tersebut. Untuk mencapai hal ini, langkah strategis adalah dengan menggandeng teknologi seperti AI dan big data untuk mendukung pengambilan keputusan berdasarkan fakta, bukan sekadar rumor. Komunikasi antara semua pihak terkait juga perlu diperkuat guna menciptakan sinergi yang lebih baik. Dengan demikian, mindset investor akan bergeser dari yang awalnya hanya mengandalkan gosip menjadi lebih rasional dan berbasis analisis.

Masa sulit sering kali menjadi pangkal lahirnya inovasi dan kesempatan baru. Baik dalam krisis 1998 maupun 2008, Indonesia telah membuktikan bahwa setiap tantangan bisa diubah menjadi peluang. Oleh karena itu, momentum saat ini layak dijadikan ajang pembuktian kemampuan bangsa untuk bangkit kembali. Bukan hanya soal membuat pasar modal kuat lagi, tetapi juga tentang bagaimana masyarakat Indonesia secara kolektif belajar dari masa lalu dan membangun masa depan yang lebih baik melalui sikap optimistis serta tindakan proaktif.