Golongan darah manusia telah lama dianggap sebagai indikator kesehatan yang penting. Dengan pengelompokkan berdasarkan antigen A, B, O, dan AB, serta faktor rhesus (Rh positif atau negatif), penelitian menunjukkan bahwa setiap tipe golongan darah memiliki hubungan dengan berbagai kondisi medis tertentu. Artikel ini menjelaskan bagaimana masing-masing jenis golongan darah dapat mempengaruhi risiko penyakit seperti jantung, kanker, diabetes, dan lainnya.
Orang dengan golongan darah O tampaknya lebih beruntung dalam hal kesehatan jantung dibandingkan dengan tipe lainnya. Studi menunjukkan bahwa mereka memiliki peluang lebih rendah untuk mengalami penyakit jantung koroner karena kadar protein pembekuan darah dan kolesterol lebih rendah. Selain itu, mereka juga lebih kebal terhadap malaria karena parasit penyebab penyakit tersebut kesulitan menempel pada sel darah merah golongan O.
Penelitian tentang hubungan antara golongan darah dan penyakit jantung memberikan gambaran menarik. Pemilik golongan darah O cenderung memiliki profil biologis yang lebih baik dalam hal kadar kolesterol dan molekul pembekuan darah. Namun, bukan berarti mereka bebas dari semua risiko. Sebaliknya, mereka lebih rentan terhadap tukak lambung, meskipun alasan spesifiknya belum diketahui sepenuhnya. Di sisi lain, orang dengan golongan darah A, B, dan AB lebih berisiko mengalami tromboemboli vena (VTE) akibat pembekuan darah yang lebih tinggi. Hal ini memperlihatkan perbedaan signifikan dalam respons fisiologis antara satu golongan darah dengan yang lainnya. Oleh karena itu, pemahaman akan karakteristik golongan darah dapat membantu individu mengambil langkah pencegahan lebih dini.
Tidak hanya masalah jantung dan pembekuan darah, golongan darah juga dikaitkan dengan risiko penyakit kronis lain seperti kanker, diabetes, dan gangguan neurologis. Misalnya, pemilik golongan darah A, B, dan AB memiliki kemungkinan lebih besar terkena kanker lambung dan pankreas. Selain itu, mereka juga lebih rentan terhadap stres karena kadar hormon kortisol yang lebih tinggi.
Penelitian mendalam menunjukkan bahwa golongan darah AB memiliki hubungan dengan risiko stroke yang lebih tinggi dibandingkan tipe lainnya. Faktor utamanya adalah kecenderungan mudah menggumpal yang meningkatkan potensi komplikasi serius. Selain itu, golongan darah A dan B juga lebih berisiko terkena diabetes tipe 2, meskipun mekanisme tepatnya masih belum jelas. Lebih lanjut, studi tentang daya ingat menemukan bahwa pemilik golongan darah AB lebih sering mengalami gangguan memori, meskipun penjelasan ilmiahnya masih menjadi misteri. Kesimpulannya, pengetahuan tentang hubungan antara golongan darah dan penyakit dapat digunakan sebagai panduan dalam menjaga kesehatan secara lebih proaktif.