Berita
Pengaruh Pembatasan Ekspor Mineral China terhadap Dunia
2025-04-24

Langkah baru dari pemerintah Tiongkok mengundang perhatian internasional terkait pembatasan ekspor mineral langka. Pemerintah Tiongkok dikabarkan telah memperingatkan perusahaan-perusahaan Korea Selatan (Korsel) agar tidak melakukan pengiriman produk yang berisi mineral tanah jarang kepada perusahaan pertahanan Amerika Serikat (AS). Laporan ini pertama kali diungkap oleh Korea Economic Daily, yang merujuk pada sumber dari sektor pemerintahan dan bisnis. Berdasarkan informasi awal, Kementerian Perdagangan Tiongkok menyampaikan bahwa perusahaan Korea dapat menghadapi sanksi jika melanggar aturan ekspor. Surat resmi tersebut dikirim ke beberapa industri strategis seperti transformator daya, baterai, layar, kendaraan listrik, kedirgantaraan, hingga peralatan medis.

Klarifikasi menjadi langkah penting dalam situasi diplomasi ini. Setelah laporan awal dikeluarkan, Korea Economic Daily kemudian merevisi isi beritanya, menyebut bahwa pesan itu datang dari "pemerintah Tiongkok" secara umum, bukan langsung dari Kementerian Perdagangan. Sementara itu, Kementerian Perindustrian Korsel menjelaskan bahwa mereka sedang memverifikasi informasi tersebut dengan pihak Tiongkok dan perusahaan lokal. Sampai saat ini, belum ada konfirmasi resmi dari perusahaan Korea tentang penerimaan surat dari pemerintah Tiongkok. Di sisi lain, Kementerian Perdagangan Tiongkok tetap diam atas isu ini. Langkah pembatasan ini sejalan dengan kebijakan Tiongkok bulan lalu yang membatasi ekspor mineral langka sebagai tanggapan terhadap tarif AS. Proses aplikasi lisensi ekspor kini menjadi lebih rumit, membutuhkan waktu hingga beberapa bulan.

Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi global untuk menjaga stabilitas rantai pasokan. Tiongkok, yang memproduksi sekitar 90% mineral langka dunia, memiliki andil besar dalam pengadaan bahan mentah yang digunakan dalam senjata, elektronik, serta barang-barang konsumen. AS, meskipun memiliki cadangan mineral tertentu, diyakini tidak cukup untuk mendukung kontraktor pertahanannya dalam jangka panjang. Sementara itu, Korsel dilaporkan memiliki stok enam bulan lebih dari tujuh mineral langka yang dibatasi oleh Tiongkok, termasuk dysprosium yang penting bagi energi bersih dan teknologi otomotif. Pertemuan antara pejabat tinggi Korsel dan AS di Washington minggu lalu mencerminkan upaya untuk membahas solusi terhadap tantangan ini. Kasus ini juga menegaskan bahwa dalam era globalisasi, setiap negara harus bekerja sama demi menciptakan sistem perdagangan yang adil dan inklusif bagi semua pihak.

More Stories
see more