Pada hari pertama setelah libur Lebaran, Selasa (1/4/2025), aktivitas lalu lintas kendaraan yang melalui Gerbang Tol Kalikangkung menuju Jakarta menunjukkan peningkatan signifikan. Berdasarkan informasi dari pos pengamanan di lokasi tersebut, jumlah kendaraan yang memasuki jalur barat mencapai 11.874 unit selama periode pukul 06.00 hingga 16.00 WIB. Lonjakan terbesar terjadi pada pukul 11.00 hingga 12.00 dengan total lebih dari 1.500 kendaraan yang melewati gerbang tol ini. Meskipun demikian, volume arus balik tetap lebih rendah dibandingkan dengan arus keluar dari Jakarta ke Semarang.
Berdasarkan pantauan langsung dari petugas pengamanan di GT Kalikangkung, aktivitas lalu lintas mulai ramai sejak pagi hari. Pada jam-jam tertentu, khususnya antara pukul 08.00 hingga 12.00, jumlah kendaraan meningkat tajam. Menurut Sujid Riyanto, Kapospam GT Kalikangkung, lonjakan paling besar tercatat pada pukul 11.00 hingga 12.00 dengan lebih dari seribu lima ratus kendaraan yang masuk dalam satu jam saja.
Angka ini menunjukkan bahwa meskipun ada peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan hari biasa, arus balik masih berada di bawah jumlah kendaraan yang bergerak sebaliknya, yaitu dari Jakarta ke Semarang. Data menunjukkan bahwa arus keluar dari ibu kota mencapai angka 26.743 kendaraan dalam waktu yang sama. Perbedaan jumlah ini mengindikasikan bahwa lebih banyak orang memilih untuk tetap berada di wilayah Jawa Tengah daripada kembali ke Jakarta setelah perayaan Lebaran.
Keadaan ini mendorong para petugas keamanan untuk meningkatkan kewaspadaan dan koordinasi agar kondisi lalu lintas tetap aman dan lancar. Meskipun volume kendaraan arah Jakarta lebih sedikit, upaya antisipasi tetap dilakukan guna menjaga kelancaran perjalanan bagi para pemudik yang memutuskan untuk kembali ke ibu kota.
Kondisi arus balik Lebaran tahun ini menunjukkan pola mobilitas penduduk yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Meskipun arus balik tidak sepadat arus keluar, peningkatan signifikan tetap terlihat di beberapa titik seperti GT Kalikangkung. Hal ini menjadi indikator penting bagi pihak terkait dalam merencanakan strategi manajemen lalu lintas untuk masa depan, sehingga dapat memberikan pengalaman perjalanan yang lebih nyaman bagi semua pengguna jalan tol.