Pasar
Pilihan Investasi Sukuk dan Saham: Memahami Perbedaan dan Potensi
2025-03-12

Dalam dunia investasi, sukuk dan saham menawarkan peluang bagi individu untuk mengelola aset sesuai dengan kebutuhan dan profil risiko masing-masing. Meskipun keduanya termasuk dalam instrumen pasar modal, tetapi memiliki karakteristik yang berbeda. Sukuk merupakan bentuk surat berharga syariah yang didasarkan pada prinsip kepemilikan aset serta bebas dari riba. Sementara itu, saham memberikan kesempatan kepada investor untuk memperoleh capital gain dan dividen melalui kepemilikan sebagian di perusahaan terdaftar. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang fitur unik dari kedua jenis investasi ini serta potensi dan risiko yang ada.

Surat berharga syariah atau sukuk telah berkembang sebagai alternatif investasi yang sesuai dengan prinsip Islam. Berdasarkan fatwa DSN-MUI, sukuk didefinisikan sebagai sertifikat kepemilikan atas aset tertentu setelah penerbit mendapatkan dana dari para investor. Hak kepemilikan ini tidak bersifat utang, melainkan bagian dari kepemilikan aset. Penerbit sukuk berkewajiban membayar bagi hasil atau margin kepada pemegang sukuk sesuai dengan skema akad yang disepakati. Prinsip dasar dalam investasi sukuk mencakup kepemilikan, bebas riba, serta hubungan antara risiko dan imbalan.

Selain sukuk, saham juga menjadi salah satu pilihan populer di kalangan investor. Keuntungan berinvestasi dalam saham antara lain adalah capital gain dan pembayaran dividen. Namun, penting bagi calon investor untuk memahami profil risiko sebelum memulai. Sebagai contoh, indeks harga saham gabungan (IHSG) Indonesia telah tumbuh hingga 876% sejak awal tahun 2000, mencerminkan potensi pertumbuhan jangka panjang. Investor yang memiliki saham suatu perusahaan secara otomatis memiliki hak kepemilikan atas perusahaan tersebut, misalnya, 1% saham Indofood berarti memiliki kepemilikan 1% dari perusahaan tersebut.

Regulasi yang matang juga menjadi salah satu faktor keamanan dalam investasi saham. Batasan penurunan harga harian sebesar 25% memberikan perlindungan tambahan bagi investor agar tidak mengalami kerugian besar dalam satu hari perdagangan. Namun, risiko tetap ada, seperti ketidaksesuaian pasar dengan nilai intrinsik suatu saham. Contohnya, sentimen negatif global dapat menyebabkan penurunan harga saham meskipun fundamental perusahaan tetap kuat.

Berbeda dengan kripto yang cenderung sangat volatil, saham memiliki mekanisme pengendalian volatilitas melalui sistem Auto Reject Atas dan Bawah (ARA dan ARB). Hal ini membuat pergerakan harga saham lebih stabil dibandingkan dengan fluktuasi cepat yang sering terjadi dalam dunia kripto.

Mengelola aset dengan menggunakan sukuk atau saham memerlukan pemahaman mendalam tentang karakteristik masing-masing instrumen. Sukuk cocok untuk mereka yang menginginkan investasi berbasis syariah dengan prinsip kepemilikan langsung, sementara saham menawarkan potensi pertumbuhan signifikan bagi mereka yang siap menghadapi risiko pasar. Dengan mempertimbangkan tujuan keuangan dan toleransi risiko, investor dapat memilih instrumen yang tepat untuk mencapai hasil optimal.

More Stories
see more