Berita
Risiko Resesi di AS Meningkat Akibat Kebijakan Tarif
2025-04-02

Ekonomi Amerika Serikat (AS) tengah menghadapi ancaman resesi yang semakin besar. Kenaikan tarif perdagangan oleh pemerintahan Donald Trump telah memicu kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi domestik, meningkatnya inflasi, dan lonjakan pengangguran. Goldman Sachs memperkirakan probabilitas resesi dalam satu tahun ke depan meningkat menjadi 35%, naik dari sebelumnya 20%. Selain itu, kenaikan harga akibat tarif dapat menekan daya beli konsumen serta merusak stabilitas pasar global.

Pengaruh kebijakan tarif juga dirasakan di luar batas AS, terutama bagi mitra dagang utamanya seperti Uni Eropa, China, dan Kanada. Para analis memperingatkan bahwa strategi ini berpotensi memicu perang dagang global yang lebih luas. Dampak negatif dari eskalasi perdagangan ini diperkirakan akan memukul UE lebih keras dibandingkan AS, dengan kemungkinan resesi teknis di akhir tahun ini.

Dampak Eksternal Kebijakan Tarif AS

Kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump telah menciptakan ketegangan global. Ancaman perang dagang semakin nyata saat AS menerapkan tarif pada aluminium, baja, mobil, serta produk impor lainnya, termasuk barang-barang dari China. Langkah ini tidak hanya mempengaruhi hubungan diplomatik tetapi juga menyebabkan ketidakpastian ekonomi di banyak negara.

Tindakan balasan dari mitra dagang utama AS, seperti China, Kanada, dan Uni Eropa, telah memperburuk situasi. Para kritikus menilai bahwa pendekatan proteksionisme ini dapat membawa risiko signifikan bagi perekonomian global. Sebagai contoh, Uni Eropa diprediksi akan menghadapi tekanan lebih besar daripada AS, dengan potensi resesi teknis di akhir tahun ini. Lonjakan harga komoditas dan penurunan permintaan internasional dikhawatirkan akan memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia secara keseluruhan.

Potensi Krisis Dalam Negeri AS

Selain dampak luar negeri, kebijakan tarif juga memberikan tantangan serius bagi perekonomian domestik AS. Kenaikan tarif yang lebih tinggi diperkirakan akan membebani konsumen dengan biaya hidup yang lebih mahal. Hal ini diperkirakan akan memengaruhi daya beli masyarakat serta menekan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Berdasarkan analisis Goldman Sachs, inflasi di AS diproyeksikan mencapai 3,5% pada akhir 2025, meningkat dari prediksi sebelumnya sebesar 2,8%. Angka pengangguran juga diperkirakan akan meningkat hingga 4,5%, tertinggi sejak Oktober 2021. PDB AS diperkirakan melambat menjadi hanya 1%, angka terendah sejak 2020. Situasi ini menunjukkan bahwa meskipun tujuan awal kebijakan tarif adalah untuk melindungi industri lokal, efek sampingnya justru bisa merugikan ekonomi AS sendiri. Perlambatan konsumsi dan penurunan investasi asing menjadi dua faktor utama yang akan memperdalam risiko resesi dalam waktu dekat.

More Stories
see more