Berita
Tegang di Selat Taiwan: Latihan Militer China Sebagai Bentuk Peringatan
2025-04-02

Ketegangan antara China dan Taiwan semakin memanas akibat serangkaian latihan militer besar-besaran yang dilakukan pasukan Beijing. Operasi ini, dikenal dengan nama sandi "Strait Thunder", bertujuan untuk mensimulasikan skenario pertempuran nyata terhadap infrastruktur penting di Taiwan. Latihan tersebut mencakup pelabuhan utama serta fasilitas energi strategis yang menjadi tulang punggung ekonomi pulau itu. Dengan meningkatkan intensitas latihan militer, China menunjukkan sikap tegasnya terkait klaim wilayah atas Taiwan.

Respon dari pemerintah Taiwan tidak tinggal diam menghadapi eskalasi militer ini. Kantor kepresidenan Taiwan menyampaikan protes keras atas apa yang mereka anggap sebagai provokasi militer yang terus-menerus. Di tengah hubungan lintas selat yang semakin memburuk, Presiden Taiwan Lai Ching-te juga tak segan melabeli China sebagai "kekuatan asing yang bermusuhan". Media resmi China, termasuk Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), secara aktif menyerang citra Lai dengan beragam kampanye propaganda. Mereka bahkan merilis kartun dan video yang menggambarkan Lai sebagai ancaman bagi stabilitas regional.

Pendekatan agresif dalam diplomasi militer China mencerminkan pentingnya komunikasi damai dalam menjaga perdamaian global. Daripada memperkeruh situasi dengan retorika tajam, langkah-langkah konstruktif seperti dialog dan kerja sama lintas negara harus lebih didorong. Dunia internasional perlu waspada terhadap potensi eskalasi ketegangan ini dan mendukung upaya diplomasi yang bertujuan mencegah konflik bersenjata. Melalui pendekatan damai, semua pihak dapat menemukan solusi yang menguntungkan bagi kedua belah pihak tanpa mengorbankan stabilitas regional.

More Stories
see more