Berita
Pelemahan Daya Beli Masyarakat di Momen Lebaran 2025
2025-04-02

Pada momen Lebaran tahun 2025, penelitian menunjukkan bahwa sekitar 55-56% masyarakat memilih untuk menabung daripada berbelanja. Hal ini menyebabkan pelemahan daya beli yang signifikan serta pengurangan jumlah pemudik dan aktivitas konsumsi. Selain itu, peredaran uang mengalami penurunan hampir 16% dibandingkan tahun lalu. Indeks Penjualan Ritel (IPR) juga turun dari 122 menjadi 112, mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk menahan diri dalam berbelanja.

Berdasarkan analisis dari Chairman & Founder AGRA, Roy Nicholas Mandey, kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pemutusan hubungan kerja (PHK), perubahan prioritas keuangan, serta pola konsumsi yang lebih hemat. Dampaknya tidak hanya terlihat pada sektor ritel tetapi juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, dengan proyeksi kuartal kedua turun dari 5,17% menjadi sekitar 4,8-4,9%. Pemerintah diminta untuk merespons dengan strategi yang tepat guna mendongkrak konsumsi masyarakat.

Pola Konsumsi Baru: Menabung Sebagai Prioritas Utama

Dalam situasi ekonomi saat ini, banyak masyarakat yang beralih dari pola konsumtif ke arah penyimpanan dana. Survei Populix menunjukkan bahwa hampir setengah dari penerima THR lebih memilih menabung daripada menggunakan uang tersebut untuk kebutuhan lain. Ini menjadi indikator penting tentang bagaimana masyarakat mengubah prioritas mereka di tengah ketidakpastian ekonomi.

Tren ini jelas terlihat dari data kunjungan mal yang meskipun ramai, namun mayoritas pengunjung hanya datang untuk bersilaturahmi atau berkumpul bersama keluarga tanpa melakukan pembelian besar. Roy Nicholas Mandey menjelaskan bahwa rata-rata ukuran transaksi (basket size) menurun dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan bahwa masyarakat cenderung membeli barang-barang esensial saja. Selain itu, angka pemudik juga turun drastis dari 192 juta menjadi 146 juta, menunjukkan bahwa masyarakat lebih memilih menghemat biaya transportasi dan fokus pada tabungan.

Pengaruh Pelemahan Daya Beli Terhadap Ekonomi Nasional

Pelemahan daya beli masyarakat memiliki dampak luas terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Data menunjukkan bahwa peredaran uang turun sebesar 16%, dari Rp137 triliun di tahun 2024 menjadi hanya Rp114 triliun di tahun 2025. Penurunan ini memengaruhi berbagai sektor, termasuk ritel yang mengalami perlambatan signifikan. Tahun lalu, pertumbuhan ritel mencapai dua digit antara 18-20%, sementara tahun ini hanya berkisar antara 8-9%.

Kondisi ini juga memengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal kedua, yang diperkirakan hanya mencapai 4,8-4,9% dibandingkan 5,17% pada periode yang sama tahun lalu. Roy Nicholas Mandey menyoroti pentingnya langkah-langkah strategis dari pemerintah untuk mendorong konsumsi masyarakat. Kebijakan yang tepat dapat membantu meningkatkan peredaran uang serta memberikan dorongan positif bagi sektor-sektor yang terdampak akibat pelemahan daya beli ini. Tanpa tindakan konkret, risiko stagnasi ekonomi akan semakin besar di masa mendatang.

More Stories
see more