Pasar
Rupiah Menguat di Tengah Ketegangan Perdagangan Global dan Risiko Resesi AS
2025-03-14

Pada hari Jumat, 14 Maret 2025, rupiah berhasil menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sebesar 0,46%, mencapai Rp16.345 per dolar AS. Meskipun secara mingguan mata uang Indonesia masih melemah 0,34%, penguatan ini mencerminkan dinamika global yang mempengaruhi pasar keuangan. Indeks dolar AS naik tipis hingga 104,03, sementara ketegangan perdagangan antara AS dan Uni Eropa meningkat akibat ancaman tarif tambahan oleh Presiden Trump. Selain itu, potensi resesi di AS semakin besar, dengan peluang mencapai 50% karena kebijakan perdagangan yang kontroversial.

Detail Laporan: Penguatan Rupiah Ditengarai Gejolak Global

Pada hari Jumat di Jakarta, mata uang Indonesia menunjukkan kinerja positif setelah dilaporkan menguat signifikan melawan dolar AS. Dalam situasi yang cukup rumit, rupiah bergerak dari posisi lemahnya pada awal pekan menjadi lebih stabil meski volatilitas tetap tinggi. Ancaman Presiden AS Donald Trump untuk memberlakukan tarif 200% pada produk alkohol dari Eropa menyebabkan ketidakpastian di pasar global. Hal ini memperburuk hubungan dagang antara kedua belah pihak, dengan Uni Eropa mempertimbangkan langkah balasan terhadap barang-barang impor AS seperti wiski.

Di sisi lain, spekulasi tentang kemungkinan resesi ekonomi di AS semakin kuat. Para analis memperingatkan bahwa tindakan proteksionis Trump dapat merusak pertumbuhan ekonomi domestik serta memicu perlambatan global. Situasi geopolitik juga ikut memperkeruh suasana, termasuk pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina yang tampaknya tidak akan mencapai titik temu dalam waktu dekat.

Dengan adanya risiko-risiko tersebut, investor diprediksi akan terus memantau perkembangan global guna mengantisipasi fluktuasi nilai tukar rupiah dalam beberapa bulan mendatang.

Dari perspektif jurnalis, laporan ini menunjukkan betapa kompleksnya interaksi antara kebijakan ekonomi negara maju dan dampaknya terhadap negara berkembang seperti Indonesia. Kita bisa belajar bahwa stabilitas moneter sangat bergantung pada harmonisasi kebijakan internasional serta kemampuan untuk merespons tantangan global secara cepat dan efektif. Pelajaran ini penting bagi semua pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun masyarakat umum, agar dapat mengambil keputusan yang bijaksana di tengah ketidakpastian ekonomi dunia.

More Stories
see more