Kondisi pasar modal Indonesia yang mengalami penurunan signifikan menjadi perhatian. Wakil Menteri Investasi sekaligus Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, menyatakan bahwa fenomena ini tidak menunjukkan adanya masalah serius dalam struktur pasar. Menurutnya, berbagai faktor baik domestik maupun internasional memengaruhi dinamika bursa efek. Dalam upaya menjaga stabilitas pasar, pemerintah akan tetap fokus pada pelaksanaan program investasi yang telah direncanakan dengan konsistensi tinggi. Selain itu, respons terhadap arus modal asing yang keluar dari pasar modal juga dianggap sebagai bagian dari mekanisme pasar yang wajar. Meskipun IHSG sempat turun drastis hingga 7,11% pada perdagangan awal pekan lalu, langkah-langkah strategis diperlukan untuk mendorong pemulihan.
Pada pertemuan di Kantor BKPM baru-baru ini, Todotua menegaskan bahwa fluktuasi pasar adalah hal umum dan tergantung pada kepercayaan investor. Ia juga menjelaskan bahwa pemerintah akan terus mempercepat realisasi investasi melalui berbagai proyek hilirisasi. "Kita memiliki potensi pasar yang besar serta posisi global yang sangat strategis," ujarnya. Potensi sumber daya alam Indonesia menjadi salah satu faktor utama dalam menarik minat investor asing meski ada tekanan jangka pendek.
Lebih lanjut, Todotua menyoroti pentingnya konsistensi dalam implementasi program pemerintah guna menjaga kestabilan pasar. Dengan demikian, kebijakan yang sudah dirancang harus dijalankan secara efektif tanpa keraguan. Hal ini bertujuan untuk membangun keyakinan investor lokal maupun asing terhadap prospek ekonomi Indonesia.
Meskipun Goldman Sachs menurunkan peringkat saham Indonesia dari overweight menjadi market weight, pemerintah tetap optimistis terhadap potensi pasar domestik. Penilaian tersebut didasarkan pada proyeksi risiko fiskal akibat beberapa kebijakan yang diambil oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Namun, pemerintah percaya bahwa langkah-langkah percepatan investasi akan membantu meredam dampak negatif dari penurunan tersebut.
Aksi jual bersih asing mencapai Rp 849 miliar pada hari Senin, dengan total Rp 26,8 triliun selama tiga bulan terakhir. Meski demikian, kondisi ini tidak membuat pemerintah goyah. Melalui pendekatan yang sistematis dan berbasis data, pemerintah yakin dapat menjaga ketertarikan investor untuk tetap berinvestasi di Indonesia. Fokus pada pengembangan infrastruktur dan industri hilir diyakini akan memberikan dampak positif bagi pasar modal dalam jangka panjang.
Pandangan pemerintah tentang fluktuasi pasar modal menunjukkan sikap optimistis sekaligus realistis. Dengan tetap menjaga konsistensi dalam pelaksanaan program investasi dan memanfaatkan potensi besar sumber daya alam serta pasar domestik, harapan untuk memulihkan kondisi pasar semakin terbuka lebar. Meskipun tantangan masih ada, langkah-langkah strategis yang diambil akan menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi nasional di masa mendatang.