Berita
Tradisi Siraman Pengantin dalam Perspektif Budaya dan Syariat
2025-05-09

Siraman pengantin, sebuah ritual yang telah lama menjadi bagian dari pernikahan tradisional di Nusantara, memiliki makna mendalam sebagai simbol pembersihan diri baik secara fisik maupun spiritual. Ritual ini sering kali dipertanyakan apakah sesuai dengan syariat Islam atau tidak. Artikel ini menjelaskan pentingnya siraman dalam perspektif budaya dan agama, serta memberikan panduan untuk menjaga nilai-nilai keagamaan dalam pelaksanaannya.

Pelaksanaan Siraman: Tradisi yang Kaya Makna

Di bumi Nusantara, siraman pengantin adalah momen yang penuh makna. Biasanya dilakukan sebelum upacara pernikahan resmi, acara ini melibatkan calon mempelai wanita yang terlebih dahulu melakukan sungkeman kepada kakek nenek dan orang tua. Setelah itu, proses siraman dimulai dengan air yang disiram oleh tujuh hingga sembilan orang, di mana jumlah tersebut harus ganjil. Ayahanda biasanya menjadi penyiram pertama, diikuti oleh ibunda, dan berakhir dengan perias sebagai penyiram terakhir.

Setelah prosesi siraman selesai, ayah membawa calon mempelai wanita menuju kamar pengantin. Sebagai bagian dari ritual, rambut dari kedua mempelai akan dipotong sedikit, digabungkan, dan kemudian dikubur di halaman rumah. Hal ini dilakukan untuk melambangkan penguburan segala hal buruk dan harapan akan kebahagiaan dalam kehidupan berumah tangga.

Dari sudut pandang syariat, siraman juga memiliki dasar dalam ajaran Islam. Hadis riwayat al-Thabrani menyebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah melakukan ritual serupa dengan menggunakan air untuk mendoakan Ali bin Abi Thalib dan Fatimah. Meskipun tata cara tradisional Nusantara berbeda dengan praktik Nabi, esensinya tetap sama yaitu membersihkan dan berdoa.

Seiring perkembangan zaman, penting untuk menyesuaikan tradisi ini agar tetap sesuai dengan prinsip-prinsip agama. Salah satu caranya adalah dengan memastikan bahwa aurat tetap tertutup selama prosesi siraman, misalnya dengan melaksanakan acara di tempat tertutup dan hanya mengundang kerabat mahram.

Tradisi siraman ini bukan hanya sekadar ritual basah-basahan, namun juga merupakan bentuk penghormatan kepada para sesepuh dan doa untuk kehidupan baru yang harmonis.

Pandangan Terhadap Siraman Pernikahan

Berdiri di antara batas budaya dan agama, siraman pengantin menunjukkan betapa pentingnya keselarasan antara keduanya. Dengan menjaga nilai-nilai agama tanpa sepenuhnya meniadakan kekayaan adat, kita dapat melestarikan tradisi tanpa melupakan prinsip-prinsip keimanan. Penting bagi setiap individu untuk memahami bahwa tradisi seperti ini bukan sekadar formalitas, tetapi merupakan jembatan yang menghubungkan generasi masa lalu dengan masa depan.

More Stories
see more