Negara-negara tertentu menarik jutaan pengunjung setiap tahun, sementara ada juga yang hampir tidak pernah dikunjungi. Kota-kota seperti Bangkok dan Paris menjadi destinasi favorit turis global, dengan jumlah kunjungan mencapai puluhan juta orang setiap tahunnya. Namun, beberapa negara lain menghadapi tantangan serius dalam mendatangkan wisatawan.
Banyak negara kepulauan di Samudra Pasifik mengalami kesulitan karena letak geografis mereka yang terpencil. Biaya perjalanan yang tinggi dan waktu tempuh yang lama menjadi penghalang utama bagi para pelancong. Selain itu, kurangnya fasilitas pariwisata dan atraksi yang memadai juga membuat beberapa daerah kurang diminati. Beberapa negara bahkan dianggap berbahaya atau sulit diakses karena situasi politik yang tidak stabil.
Menurut data dari Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kiribati adalah salah satu negara yang paling jarang dikunjungi. Negara kepulauan ini hanya menerima sekitar 2.000 turis pada tahun 2022. Meskipun memiliki potensi alam yang indah, termasuk kawasan lindung laut terbesar di dunia, Kiribati menghadapi berbagai tantangan. Dampak pandemi, masalah infrastruktur, serta perubahan iklim telah menyebabkan penurunan signifikan jumlah pengunjung. Situasi ini mengingatkan kita akan pentingnya melindungi lingkungan dan membangun infrastruktur yang mendukung pariwisata berkelanjutan.
Pariwisata berperan penting dalam ekonomi global. Setiap negara memiliki keunikannya sendiri, dan semakin banyak orang yang mengenal keindahan dunia ini, semakin besar manfaat yang dapat dirasakan bersama. Dengan demikian, upaya untuk mengembangkan pariwisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan harus terus didorong demi masa depan yang lebih baik.