Proses biologis yang dialami pria dewasa sering kali menimbulkan pertanyaan, terutama selama bulan suci Ramadan. Kejadian ini dikenal sebagai fenomena alami yang dapat terjadi saat seseorang tidur dan mengalami mimpi dengan konten erotis. Hal ini memicu diskusi tentang dampaknya terhadap ibadah puasa.
Kelompok ahli agama sepakat bahwa kejadian semacam itu tidak mempengaruhi validitas puasa. Para pakar menjelaskan bahwa proses tersebut berada di luar kontrol individu, sehingga tidak bisa dipertanggungjawabkan. Menurut seorang tokoh agama dari Bandung, Wahyul Afif Al-Ghafiqi, bukti historis juga mendukung pandangan ini. Dia mencatat bahwa ajaran Nabi telah menegaskan bahwa kondisi ini tidak membatalkan kewajiban puasa.
Beranjak dari pembahasan hukum, penting untuk memahami bahwa Islam sangat menghargai situasi manusia dalam berbagai kondisi. Ketika seseorang mengalami hal ini, mereka disarankan untuk membersihkan diri melalui ritual mandi besar. Setelah itu, mereka dapat melanjutkan ibadah tanpa rasa khawatir. Agama Islam tidak memberikan aturan ketat pada orang yang sedang tidur karena dianggap sebagai waktu di mana akal bermaksud beristirahat. Ini menunjukkan betapa bijaksana ajaran Islam dalam memandang kehidupan manusia secara menyeluruh.