Bursa Efek Indonesia (BEI) menyambut baik peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi investor ritel. Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menegaskan bahwa kehadiran Danantara tidak akan mengganggu transaksi saham di bursa. Direktur Utama BEI, Iman Rachman, juga optimis bahwa lembaga ini akan membawa angin segar bagi pasar modal Indonesia. Saat ini, Danantara telah mengelola tujuh BUMN besar dan berencana untuk mengelola seluruh BUMN pada akhir Maret 2025.
Kehadiran Danantara mendapatkan sambutan hangat dari para petinggi BEI. Menurut Jeffrey Hendrik, harapan utamanya adalah agar badan pengelola investasi ini dapat memberikan manfaat signifikan kepada investor ritel. Dalam konteks operasional, Jeffrey menjelaskan bahwa mekanisme transisi aset emiten BUMN ke Danantara sudah disiapkan dengan baik. "Kami percaya bahwa proses ini tidak akan mengganggu jalannya transaksi di pasar saham," ujar Jeffrey saat ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.
Iman Rachman, Direktur Utama BEI, melihat potensi besar dalam hadirnya Danantara. Menurutnya, tim pemimpin Danantara memiliki kemampuan yang mumpuni dan bisa menjadi contoh bagi pasar. Iman menambahkan bahwa jika kinerja perusahaan yang dikelola oleh Danantara baik, hal ini akan berdampak positif terhadap indeks dan kapitalisasi pasar. Selain itu, aktivitas penggalangan dana dari perusahaan-perusahaan tersebut juga akan meningkatkan performa bursa secara keseluruhan.
Dony Oskaria, Chief Operating Officer (COO) BPI Danantara, mengungkapkan bahwa rencana pengelolaan seluruh BUMN oleh Danantara akan dilakukan setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Saat ini, Danantara telah mengelola tujuh perusahaan BUMN besar termasuk Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, PLN, Pertamina, Bank Negara Indonesia, Telkom Indonesia, dan Mineral Industri Indonesia (MIND ID). "Pada akhir Maret nanti, semua BUMN akan resmi bergabung dengan Danantara," jelas Dony. Meski begitu, Lembaga Pengelola Investasi/Indonesia Investment Authority (INA) yang ada sebelumnya tidak akan menjadi bagian dari Danantara.
Peluncuran Danantara membuka era baru bagi investasi di Indonesia. Kehadiran badan pengelola investasi ini diprediksi akan memperkuat posisi pasar modal nasional dan memberikan lebih banyak peluang bagi investor ritel. Para eksekutif BEI optimis bahwa dengan dukungan yang tepat, Danantara akan menjadi salah satu pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.