Kesepakatan militer antara sekutu NATO dan Ukraina mengalami hambatan akibat penundaan dari Belgia. Negara Eropa ini menegaskan perlunya menunggu pengiriman pesawat F-35 sebelum memenuhi janji terkait F-16. Menteri Pertahanan Belgia Theo Francken menyatakan bahwa Brussels harus fokus pada penerimaan teknologi canggih dari Amerika Serikat terlebih dahulu. Dengan demikian, rencana awal untuk mendukung pertahanan udara Ukraina melawan ancaman Rusia menghadapi keterlambatan signifikan.

Pada tahun 2023, Belgia bersama Denmark, Belanda, dan Norwegia berkomitmen untuk memberikan sekitar 80 unit F-16 kepada Ukraina. Meskipun beberapa pesawat telah dikirim oleh negara-negara lain, Belgia belum memberikan kontribusi apa pun dalam bentuk pesawat aktif. Francken mencoba membela situasi ini dengan menekankan peran penting Belgia dalam mendukung Ukraina di masa depan. Ia juga menyebutkan rencana pengiriman pesawat tidak aktif sebagai suku cadang, yang akan dilakukan pada akhir 2025.

Solidaritas internasional sangatlah penting dalam menghadapi tantangan global seperti invasi militer. Meskipun ada kendala teknis dan strategis, komitmen untuk membantu negara yang sedang berjuang tetap menjadi nilai utama yang harus dipertahankan. Belgia menunjukkan niat baik dengan menyatakan dukungan jangka panjang kepada Ukraina, namun tindakan nyata tetap menjadi harapan besar bagi masyarakat internasional. Langkah konkret dapat menguatkan hubungan antarsekutu serta meningkatkan stabilitas dunia.