Pemerintah Indonesia mendapatkan dukungan kuat dari Bank Indonesia (BI) dalam upaya membangun tiga juta rumah. Melalui berbagai inisiatif keuangan, BI berkomitmen untuk mendorong percepatan program ini. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN). Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI menjelaskan bahwa pembelian SBN akan dilakukan baik di pasar perdana maupun sekunder. Untuk pasar perdana, BI akan melakukan transaksi langsung dengan pemerintah, sedangkan di pasar sekunder, transaksi akan dilakukan melalui perbankan.
Kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) juga menjadi bagian penting dalam mendukung program ini. Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI menyatakan bahwa BI telah menaikkan KLM dana pihak ketiga (DPK) menjadi 5% mulai April 2025. Langkah ini diharapkan dapat memberikan tambahan likuiditas signifikan bagi sektor perumahan. Selain itu, Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi mengungkapkan bahwa BI siap menyediakan dana hingga Rp 130 triliun untuk mendukung pembiayaan pembangunan tiga juta rumah. Deputi Gubernur BI juga menekankan sinergi antara BI dan kebijakan pemerintah yang difokuskan pada dua sektor utama: perumahan dan pertanian.
Melalui berbagai inisiatif ini, Bank Indonesia menunjukkan komitmennya yang kuat dalam mendukung pembangunan infrastruktur perumahan yang vital bagi kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya dukungan finansial yang besar dan strategis, harapan untuk menciptakan lingkungan hunian yang layak dan aman semakin tinggi. Ini bukan hanya tentang membangun rumah, tetapi juga tentang membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.