Pada tahun 2025, penerimaan mahasiswa baru melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) menunjukkan tingkat persaingan yang sangat ketat di berbagai program studi vokasi. Dengan lebih dari 73 ribu peserta yang memperebutkan kursi di politeknik negeri, beberapa jurusan menjadi sorotan karena keketatannya. Program-program seperti Keperawatan Anestesiologi, Kebidanan, dan Teknik Informatika menonjol sebagai prodi-prodi paling sulit ditembus. Artikel ini mengulas sepuluh jurusan dengan tingkat keketatan tertinggi serta tren peminatannya.
Jurusan-jurusan di bidang kesehatan mendominasi daftar prodi paling kompetitif pada SNBP 2025. Salah satu contohnya adalah Keperawatan Anestesiologi di Universitas Sebelas Maret, yang hanya menerima 12 orang dari 1.279 pendaftar. Selain itu, Kebidanan di Universitas Padjadjaran juga mencatat tingkat keberhasilan sebesar 1,43%. Prodi-prodi ini menunjukkan bahwa minat terhadap pendidikan vokasi di sektor kesehatan semakin meningkat.
Bidang kesehatan memang menonjol sebagai salah satu fokus utama calon mahasiswa di SNBP 2025. Keperawatan Anestesiologi di UNS memiliki tingkat keberhasilan yang sangat rendah, yaitu 0,94%, menjadikannya prodi paling sulit untuk ditembus. Di sisi lain, Kebidanan di Universitas Padjadjaran menunjukkan angka serupa, yakni 1,43%. Tingginya minat terhadap kedua jurusan ini tidak lepas dari reputasi profesional di bidangnya serta peluang kerja yang luas. Selain itu, teknologi juga mulai menarik perhatian, seperti terlihat pada prodi Teknik Informatika di Politeknik Negeri Bandung, yang mencatat tingkat keketatan sebesar 2,08%.
Selain bidang kesehatan, jurusan-jurusan di sektor bisnis dan teknologi juga menunjukkan persaingan yang cukup sengit. Administrasi Bisnis di Politeknik Negeri Bandung misalnya, hanya memberikan 13 kursi dari total 775 pendaftar. Hal serupa terjadi pada jurusan Akuntansi di PTN yang sama, yang hanya menerima 13 mahasiswa dari 617 pendaftar.
Prodi-prodi di sektor bisnis dan teknologi tampaknya menjadi pilihan favorit bagi banyak calon mahasiswa. Misalnya, Administrasi Bisnis di Politeknik Negeri Bandung mencatat tingkat keketatan sebesar 1,68%, menunjukkan bahwa minat terhadap pendidikan manajemen dan administrasi tetap tinggi. Sementara itu, Teknik Informatika di Politeknik Negeri Jakarta juga menarik perhatian, dengan tingkat keberhasilan sebesar 2,68%. Tren ini mencerminkan pentingnya kemampuan teknis dan manajerial di dunia kerja modern. Calon mahasiswa perlu mempersiapkan diri secara matang untuk dapat bersaing di prodi-prodi tersebut, baik melalui peningkatan nilai akademik maupun pengembangan keterampilan praktis.