Banyak orang percaya bahwa berlari secara berlebihan dapat membuat wajah kendur, sementara latihan angkat beban dapat mempercepat munculnya kerutan. Namun, pandangan ini dianggap salah oleh seorang dokter bernama Dion Haryadi. Ia menyatakan bahwa olahraga justru bermanfaat bagi kesehatan kulit dan dapat memperlambat proses penuaan. Berdasarkan beberapa penelitian ilmiah, baik lari maupun angkat beban memiliki dampak positif pada fungsi kulit, asalkan dilakukan dengan cara yang benar. Dokter Dion menekankan pentingnya menjaga pola hidup sehat sebagai pendukung manfaat olahraga. Para ahli lain seperti Dokter Tita dan Fanny Imannuddin juga sepakat bahwa faktor seperti kurang gizi, minim istirahat, serta tidak menggunakan tabir surya bisa menjadi penyebab utama penuaan dini.
Dalam suasana musim penghujan yang segar di Jakarta, seorang pakar kesehatan bernama Dion Haryadi memberikan klarifikasi terkait mitos yang berkembang tentang olahraga dan kondisi kulit. Menurut beliau, aktivitas fisik seperti lari atau latihan kekuatan justru membantu meningkatkan elastisitas kulit dan melawan tanda-tanda penuaan. Penelitian-penelitian terbaru mendukung pernyataan ini, termasuk studi tentang bagaimana latihan kekuatan dapat mengaktifkan produksi kolagen dan menunda proses penuaan seluler.
Walaupun demikian, Dion juga menyoroti pentingnya keseimbangan dalam gaya hidup. Misalnya, konsumsi kalori yang terlalu rendah, kehilangan lemak tubuh secara drastis, atau kurangnya protein dalam diet dapat merusak efek positif dari olahraga. Selain itu, lari tanpa perlindungan sunscreen atau tidak mencampurnya dengan latihan beban juga dapat menyebabkan masalah kulit. Oleh karena itu, ia menyarankan agar setiap individu memperhatikan faktor-faktor tersebut agar manfaat olahraga dapat dirasakan secara maksimal.
Dokter lainnya, seperti Tita dan Fanny Imannuddin, menambahkan bahwa pemulihan dan istirahat sangat penting untuk regenerasi sel tubuh. Mereka juga menekankan bahwa kurangnya asupan nutrisi dan tidur malam yang cukup dapat mempercepat proses penuaan, sehingga olahraga saja tidak cukup tanpa dukungan pola hidup yang sehat.
Olahraga sering kali menjadi topik hangat dalam diskusi kesehatan, namun artikel ini membuktikan bahwa informasi yang salah bisa membingungkan masyarakat. Sebagai pembaca, kita harus bijaksana dalam mengevaluasi klaim-klaim kesehatan dan memprioritaskan pendekatan holistik untuk menjaga tubuh tetap sehat. Artikel ini menginspirasi kita untuk tidak hanya bergantung pada satu jenis olahraga, tetapi juga mempertimbangkan elemen-elemen lain seperti gizi, istirahat, dan perlindungan kulit. Dengan demikian, kita dapat memaksimalkan manfaat olahraga tanpa khawatir akan efek negatifnya.