Pada awal perdagangan di Jakarta, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami perubahan yang signifikan. IHSG memulai hari dengan peningkatan, namun segera berbalik ke zona merah hanya satu menit kemudian. Pada pukul 09.02 WIB, indeks tersebut mencapai 6.781,48, dengan total transaksi sebesar Rp 601 miliar. Dari sektor-sektor yang ada, teknologi dan properti menjadi yang paling kuat, sementara sektor lainnya seperti keuangan dan energi mengalami penurunan. Sentimen pasar tampak dipengaruhi oleh rilis data ekonomi dan arus dana asing yang keluar dari pasar saham domestik.
Dinamika pasar saham Indonesia pada akhir pekan ini menunjukkan adanya potensi koreksi setelah beberapa hari menguat. IHSG sempat mencapai resistance di level 6.900 pada pertengahan bulan Februari, tetapi kemudian mengalami penurunan yang normal. Pergerakan ini sejalan dengan Moving Average harian 20, dan terlihat bahwa support terdekat berada di level 6.700. Selama dua hari terakhir, fluktuasi harga saham telah menjadi fokus utama bagi para investor. Arus keluar dana asing juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi kondisi pasar saat ini.
Secara sektoral, mayoritas sektor perdagangan bursa bergerak di zona hijau, dengan sektor teknologi dan properti menunjukkan penguatan terbesar. Namun, sektor keuangan, primer, energi, dan perindustrian masih berada di zona merah. Hal ini mencerminkan ketidakpastian yang masih melanda pasar. Sentimen pasar juga dipengaruhi oleh efek lanjutan dari rilis data NPI dan transaksi berjalan oleh Bank Indonesia. Investor tampak cenderung waspada dalam menghadapi situasi ini.
Di sisi lain, aliran dana asing yang terus keluar dari pasar saham domestik juga menjadi isu yang perlu diperhatikan. Sejak awal tahun, asing telah melego triliunan rupiah dari pasar saham Indonesia. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa hingga 19 Februari, asing hanya mencatatkan net buy selama dua hari saja. Ini menandakan adanya tekanan jual yang cukup besar. Selain itu, indeks global seperti MSCI juga mengurangi porsi saham Indonesia, yang turun dari 28 konstituen menjadi 17 untuk periode efektif Maret 2025. Bobot saham Indonesia di MSCI pun berkurang dari 2,2% menjadi 1,5% pada akhir 2024.
Kondisi pasar saham Indonesia pada hari Jumat ini mencerminkan dinamika yang kompleks antara potensi koreksi dan sentimen pasar yang masih dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal. Fluktuasi IHSG dan arus dana asing yang keluar menunjukkan adanya ketidakpastian yang perlu diwaspadai oleh para pelaku pasar. Meskipun demikian, sektor-sektor tertentu seperti teknologi dan properti tetap menunjukkan kekuatan, memberikan sedikit optimisme di tengah ketidakpastian ini.