Bursa Efek Indonesia (BEI) telah memperketat pengawasannya terhadap pergerakan saham tiga perusahaan, yaitu PT Surya Fajar Capital Tbk., PT Era Mandiri Cemerlang Tbk., dan PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk. pada hari Kamis, 20 Februari 2025. Pengawasan ini dilakukan karena ketiga saham tersebut mengalami kenaikan harga yang tidak biasa. BEI menegaskan bahwa langkah ini bertujuan untuk melindungi para investor dari potensi risiko yang mungkin timbul akibat pergerakan saham yang tidak wajar.
Ketidakwajaran dalam aktivitas pasar saham ini dikenal sebagai Unusual Market Activity (UMA). Manajemen BEI menyatakan bahwa UMA tidak selalu menunjukkan adanya pelanggaran hukum di sektor pasar modal. Sebagai contoh, saham SFAN, yang bergerak di bidang konsultan keuangan, telah mencatat kontraksi 0,27% selama satu bulan terakhir. Namun, dalam enam bulan terakhir, saham tersebut mengalami kenaikan sebesar 1,93%. BEI sedang memantau pola transaksi saham ini secara cermat untuk menjamin stabilitas pasar.
Perhatian khusus juga diberikan kepada saham IKAN, sebuah perusahaan pemasok hasil laut. Saham ini mengalami volatilitas transaksi yang signifikan. Data pasar menunjukkan bahwa saham IKAN naik 9,59% menjadi Rp80 per saham pada hari perdagangan sebelumnya. Dalam jangka waktu sebulan, saham ini telah melonjak 142,42%, dan sepanjang tahun hingga saat ini, kenaikannya mencapai 220%. Informasi terkini tentang IKAN dipublikasikan pada 19 Februari 2025 melalui laman resmi BEI.
Sementara itu, BEI juga memberikan peringatan kepada emiten NAIK, yang bergerak di bidang sistem proteksi kebakaran. Pada 14 Februari 2025, perseroan mengumumkan perubahan komite audit. Selama periode perdagangan kemarin, saham NAIK melonjak 10,06% dalam sehari. Harga saham ini juga naik 27,10% dalam seminggu dan 79,09% dalam sebulan.
Dengan adanya pengumuman ini, BEI mengimbau para investor untuk tetap waspada dan memperhatikan informasi yang disampaikan oleh emiten terkait permintaan konfirmasi Bursa. Investor diminta untuk mencermati kinerja emiten dan keterbukaan informasi mereka, serta mempertimbangkan rencana corporate action jika belum mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Hal ini penting untuk membantu investor membuat keputusan investasi yang bijaksana dan meminimalkan risiko yang mungkin timbul di masa depan.