Gaya Hidup
Genetika dan Perawatan Kulit Sensitif: Mitos atau Fakta?
2025-05-28

Banyak orang menganggap bahwa kulit sensitif hanya diturunkan secara langsung dari orang tua. Namun, penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini dapat bersumber dari genetik lintas generasi, bahkan melalui nenek atau kakek. Dalam acara peluncuran Aveeno Dermatologist Cream di Jakarta, Ketua Umum Perdoski, Dr. Hanny Nilasari, menjelaskan bahwa peradangan kulit bisa diturunkan tidak hanya dari orang tua, tetapi juga dari anggota keluarga lainnya dalam garis keturunan sebelumnya. Selain itu, faktor lingkungan seperti kelembapan tinggi dan polusi ikut memengaruhi risiko iritasi pada kulit. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk memahami jenis kulit mereka dan menggunakan produk yang sesuai guna menjaga kesehatan kulit.

Dalam diskusi tentang sensitivitas kulit, Dr. Hanny menegaskan bahwa kondisi ini merupakan bagian dari manifestasi atopik, yaitu kecenderungan genetik yang dapat muncul dalam bentuk gangguan kulit, pernapasan, atau hidung. Ini berarti bahwa seseorang dengan riwayat keluarga asma atau alergi memiliki potensi lebih besar mengalami masalah kulit sensitif, meskipun kedua orang tuanya tampak sehat tanpa gejala serupa. Kondisi ini semakin diperparah oleh faktor eksternal seperti cuaca tropis Indonesia yang lembap dan paparan polusi udara.

Pentingnya pemahaman akan tipe kulit menjadi sorotan utama dalam pembahasan ini. Dr. Hanny menyarankan penggunaan pelembap sebagai salah satu cara efektif untuk memperkuat lapisan pelindung kulit (skin barrier) serta meredakan reaksi kulit yang berlebihan. Produk pelembap yang tepat mampu membentuk lapisan pelindung, mengurangi iritasi, dan menjaga kelembapan kulit secara optimal. Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa kulit bayi dan lansia memiliki kesamaan signifikan dalam hal struktur kulit yang belum atau tidak lagi optimal.

Khusus untuk bayi, skin barrier masih dalam tahap perkembangan, sehingga risiko transepidermal water loss (penguapan air) lebih tinggi. Sementara itu, lansia mengalami penipisan kulit dan kehilangan bantalan lemak, membuat kulit mereka sangat rentan terhadap iritasi. Untuk alasan ini, Dr. Hanny menekankan perlunya penyesuaian perawatan kulit berdasarkan usia dan kondisi genetik masing-masing individu.

Pengalaman pribadi Caca Tengker, selebriti dan influencer ibu rumah tangga, memberikan wawasan praktis tentang tantangan perawatan kulit sensitif. Anaknya, Aruni, yang berusia 4 tahun, mengalami dermatitis atopik sejak kecil. Ibu tersebut menceritakan bagaimana anaknya sering menggaruk hingga luka akibat eksim yang kambuh. Namun, dengan rutin menggunakan pelembap yang tepat, Caca berhasil mengurangi rasa gatal dan meningkatkan kenyamanan anaknya selama tidur malam.

Sadar akan pentingnya perawatan preventif, Dr. Hanny menekankan bahwa tindakan awal jauh lebih baik daripada menunggu sampai kulit meradang. Penggunaan pelembap secara konsisten dapat memperkuat skin barrier dan mencegah masalah kulit lebih lanjut. Terobosan dalam teknologi kosmetik, seperti produk pelembap yang mengandung koloidal oats, ceramide, dan natural moisturizing factor, telah memberikan solusi nyata bagi mereka yang memiliki kulit sensitif.

Menghadapi tantangan genetika dan lingkungan, pendekatan perawatan kulit yang tepat dan disesuaikan menjadi kunci utama untuk menjaga kesehatan kulit secara menyeluruh. Baik untuk anak-anak, lansia, maupun orang dewasa, pemilihan produk perawatan yang sesuai dapat membantu memperkuat lapisan pelindung kulit dan mengurangi risiko komplikasi jangka panjang.

more stories
See more