Indonesia berencana meningkatkan anggaran kesehatannya hingga US$84 miliar dalam lima tahun ke depan untuk mengejar standar layanan Malaysia. Saat ini, pengeluaran per kapita di sektor kesehatan masih rendah dibanding negara tetangga, menciptakan peluang besar bagi industri farmasi, alat kesehatan, dan layanan medis. Pemerintah juga menyiapkan dana US$4 miliar untuk membeli teknologi canggih seperti CT scan dan cyclotron serta memperluas akses ke seluruh wilayah Indonesia.
Kolaborasi internasional menjadi fokus utama dengan Swedia sebagai mitra strategis. Mereka menyoroti pentingnya adopsi teknologi modern seperti AI dan bioteknologi untuk menghadirkan layanan yang lebih cepat dan efisien. Kerja sama lintas sektor antara pemerintah, akademisi, dan industri diharapkan dapat merealisasikan visi peningkatan sistem kesehatan nasional.
Investasi besar-besaran akan difokuskan pada pembelian peralatan medis modern dan pengembangan fasilitas kesehatan di berbagai wilayah Indonesia. Dengan hanya tiga mesin PET scan di Jakarta dan tidak ada di luar pulau Jawa, Indonesia membutuhkan solusi inovatif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Dana US$4 miliar telah dialokasikan untuk membeli perangkat seperti CT scan dan cath lab guna mendukung transformasi sistem kesehatan.
Perubahan signifikan dalam infrastruktur kesehatan Indonesia sangat diperlukan untuk menjawab tantangan global saat ini. Meskipun beberapa daerah di Pulau Jawa sudah memiliki akses terbatas ke teknologi tinggi, kondisi serupa belum dirasakan di daerah lain. Dalam upaya menyediakan layanan kesehatan yang merata, pemerintah berencana membangun lima fasilitas cyclotron baru di berbagai lokasi strategis di Indonesia. Ini bertujuan untuk mempercepat diagnosis penyakit kritis seperti kanker, yang saat ini masih menghadapi kendala waktu karena antrian panjang. Selain itu, investasi ini juga diarahkan untuk memperkuat kapasitas rumah sakit melalui peralatan modern yang lebih efisien dan presisi.
Kemitraan antara Indonesia dan Swedia menjadi salah satu langkah penting dalam memajukan sistem kesehatan nasional. Dengan pendekatan kolaboratif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, diharapkan Indonesia dapat belajar dari pengalaman Swedia dalam mengelola program kesehatan skala besar. Teknologi seperti artificial intelligence (AI) dan robotik diprediksi akan memainkan peran vital dalam proses transformasi ini.
Kolaborasi internasional semakin menunjukkan pentingnya sinergi lintas batas dalam mengatasi tantangan kesehatan global. Swedia, sebagai contoh, berhasil menerapkan strategi nasional dalam manajemen penyakit kanker sejak 2010, yang kini diperbarui untuk menghadapi era digital baru. Melalui kerja sama ini, Indonesia berupaya mengadopsi model yang serupa dengan melibatkan semua pihak terkait, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, penyedia layanan kesehatan, dan industri farmasi. Fokus utama adalah pada implementasi teknologi modern seperti AI dan robotik, yang diyakini dapat membawa perubahan signifikan dalam kecepatan, akurasi, serta efisiensi layanan kesehatan. Dengan pendekatan ini, Indonesia berharap dapat mencapai standar internasional dalam jangka waktu yang relatif singkat.