Gaya Hidup
Penelitian Baru Ungkap Peran Genetika dalam Penyakit Asam Urat
2025-05-28

Banyak orang mengaitkan penyakit asam urat dengan gaya hidup yang tidak sehat. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa faktor genetika memiliki andil lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya. Dengan melibatkan data genetik dari 2,6 juta individu, peneliti menemukan bahwa kondisi ini lebih dipengaruhi oleh faktor biologis ketimbang kebiasaan makan. Meskipun demikian, pola hidup tetap memainkan peran penting.

Temuan ini membantah mitos bahwa asam urat hanya disebabkan oleh konsumsi makanan dan minuman tertentu. Para ahli menekankan bahwa penyakit ini bersifat kronis dan berakar pada faktor genetik. Selain itu, stigma negatif yang sering dilabelkan kepada penderitanya juga menjadi hambatan bagi banyak orang untuk mencari pengobatan.

Pemahaman Baru tentang Faktor Genetika dalam Asam Urat

Studi internasional terbaru mengungkap fakta baru tentang penyakit asam urat. Dalam riset ini, para ilmuwan berhasil menganalisis data genetik dari lebih dari dua juta partisipan. Hasilnya menunjukkan bahwa faktor genetika memiliki dampak signifikan terhadap kemungkinan seseorang terkena asam urat. Hal ini memberikan wawasan baru tentang dasar biologis penyakit ini.

Fokus utama penelitian adalah membandingkan kode genetik penderita asam urat dengan mereka yang tidak mengidap penyakit tersebut. Penelitian yang dipublikasikan di Nature Genetics ini menegaskan bahwa faktor genetika memiliki andil lebih besar dibandingkan dengan faktor lingkungan atau gaya hidup. Penemuan ini menantang pandangan lama yang menyatakan bahwa asam urat hanya disebabkan oleh konsumsi makanan tinggi purin. Sebaliknya, studi ini menunjukkan bahwa kondisi medis ini lebih kompleks dan melibatkan interaksi antara genetika serta sistem imun tubuh. Misalnya, genetika dapat mempengaruhi respons sistem kekebalan tubuh terhadap kristal asam urat yang tajam, yang merupakan penyebab utama rasa sakit akut pada penderitanya.

Mitos dan Stigma yang Menghambat Pengobatan

Seiring dengan temuan baru tentang peran genetika, mitos yang berkembang selama ini perlu dipertanyakan kembali. Banyak orang masih percaya bahwa asam urat sepenuhnya disebabkan oleh pola makan yang buruk. Padahal, penyakit ini memiliki dasar genetik yang kuat. Mitos ini telah menciptakan stigma sosial yang membuat penderita merasa malu dan enggan mencari bantuan medis.

Stigma yang melekat pada penderita asam urat dapat menghambat langkah mereka menuju pemulihan. Banyak individu memilih untuk menahan rasa sakit alih-alih berkonsultasi dengan dokter karena takut dianggap sebagai hasil dari kebiasaan buruk. Menurut Tony Merriman dari Universitas Otago, Selandia Baru, edukasi yang tepat sangat diperlukan untuk mengubah persepsi publik. Peningkatan kesadaran akan pentingnya faktor genetika dapat membantu mengurangi rasa malu dan meningkatkan motivasi penderita untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat. Selain itu, kombinasi antara pemahaman genetik dan perubahan gaya hidup dapat menjadi pendekatan holistik dalam mengelola penyakit ini secara efektif.

more stories
See more