Konflik antar negara di Asia Selatan memunculkan kekhawatiran global, termasuk Indonesia. Salah satu anggota Komisi I DPR menyoroti pentingnya diplomasi damai dalam mengatasi ketegangan regional. Indonesia, sebagai negara yang memiliki hubungan baik dengan kedua belah pihak, dipandang memiliki peran strategis dalam meredam konflik ini. Menurut Sukamta, warga sipil menjadi korban utama dari eskalasi militer baru-baru ini.
Peningkatan tensi antara dua negara pemilik senjata nuklir tersebut telah menyebabkan kerugian signifikan bagi masyarakat sekitar. Laporan terbaru menyebutkan bahwa serangan militer telah menewaskan lebih dari tiga puluh orang serta melukai puluhan lainnya. Dalam konteks ini, Sukamta menekankan urgensi dialog damai untuk mencegah eskalasi lebih lanjut. "Melalui pembicaraan diplomatik, konflik dapat diselesaikan tanpa mengorbankan nyawa rakyat," ujar dia. Lebih jauh, ia juga menyinggung risiko penggunaan senjata nuklir meskipun kemungkinannya sangat kecil.
Dengan pengalaman panjang dalam diplomasi perdamaian, Indonesia dilihat sebagai calon ideal untuk memediasi gencatan senjata antara kedua negara. Sukamta berharap pemerintah Indonesia dapat mengambil inisiatif proaktif dalam menjembatani komunikasi antara India dan Pakistan. "Diplomasi damai adalah solusi yang paling rasional dan bertanggung jawab," katanya. Melalui langkah-langkah seperti ini, dunia internasional dapat melihat Indonesia sebagai pelopor perdamaian global yang memberikan inspirasi kepada bangsa lain.
Negosiasi damai tidak hanya penting untuk mencegah korban jiwa, tetapi juga untuk menjaga stabilitas ekonomi dan sosial di wilayah tersebut. Dengan pendekatan mediasi yang bijaksana, Indonesia dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan damai bagi semua pihak yang terlibat. Inisiatif ini juga mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan yang harus selalu didahulukan dalam setiap konflik internasional.