Dalam upaya mendorong transisi energi, PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) berhasil memenangkan tender proyek pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSA) senilai Rp 2,6 triliun di Tangerang Selatan. Proyek ini dilakukan bekerja sama dengan CNTY, anak perusahaan dari China Energy Conservation and Environmental Protection Group. Dengan keberhasilan ini, OASA berencana untuk mengolah sekitar 170 ribu ton sampah menjadi sumber energi terbarukan.
Potensi pengembangan energi terbarukan di Indonesia semakin meningkat berkat regulasi yang mendukung serta skema pendanaan yang lebih mudah diperoleh. Hal ini membuka peluang baru bagi industri dalam menciptakan solusi inovatif untuk masalah lingkungan dan kebutuhan energi masa depan.
PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) bersama mitranya, CNTY, telah menandatangani kesepakatan untuk membangun PLTSA di Tangerang Selatan. Proyek ini merupakan langkah nyata dalam memanfaatkan limbah sebagai sumber daya berharga. Dengan adanya kemitraan ini, OASA berharap dapat mengurangi jumlah sampah sambil menyediakan energi bersih dan ramah lingkungan.
Saat ini, ada sekitar 170 ribu ton sampah yang bisa dimanfaatkan melalui teknologi terkini. Kolaborasi antara OASA dan CNTY tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi lokal tetapi juga untuk memberikan kontribusi positif terhadap pengelolaan limbah perkotaan. Dengan dukungan teknologi canggih dari CNTY, proyek ini akan menjadi model bagi daerah lain di Indonesia.
Berkat regulasi yang lengkap dan skema pendanaan yang tersedia, pengembangan energi terbarukan di Indonesia diprediksi akan terus berkembang. Bobby Gafur Umar, Presiden Direktur OASA, optimistis bahwa transisi energi ini akan menciptakan peluang baru bagi industri nasional. Regulasi yang jelas dan dukungan pemerintah menjadi faktor penting dalam percepatan proyek-proyek serupa.
Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan. Dengan adanya proyek PLTSA di Tangerang Selatan, diharapkan dapat menjadi contoh nyata bagaimana sampah bisa diubah menjadi sumber energi yang bermanfaat. Transisi ini tidak hanya membantu mengatasi masalah limbah tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pencapaian target energi bersih di masa depan. Peran aktif pemerintah dan dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dalam bidang energi terbarukan di wilayahnya.