Pasar modal Indonesia mengalami perubahan demografis signifikan, di mana investor muda berusia di bawah 30 tahun mendominasi. Selain itu, latar belakang pendidikan menunjukkan bahwa mereka yang memiliki ijazah SMA kini menjadi mayoritas dalam komposisi investor pasar modal. Aset yang dimiliki oleh kelompok ini mencapai jumlah yang cukup besar, dengan profesi pengusaha dan karyawan tetap memegang kendali atas kepemilikan aset secara keseluruhan. Berdasarkan penghasilan, mayoritas investor berada pada rentang Rp 10 juta hingga Rp 100 juta.
Investor muda, terutama mereka yang berusia di bawah 30 tahun, telah menjadi motor penggerak pertumbuhan pasar modal Indonesia. Kelompok ini menyumbang lebih dari setengah dari total investor aktif, mencerminkan tren generasi milenial yang semakin tertarik pada investasi saham. Secara paralel, data menunjukkan bahwa lulusan SMA juga menjadi kontributor utama, dengan persentase kepemilikan aset yang signifikan.
Data terbaru menunjukkan bahwa investor berpendidikan SMA telah meningkat sebesar 1,77% dalam satu tahun terakhir, mencapai 47,96% dari total investor pasar modal Indonesia. Kepemilikan aset mereka tersebar di dua platform utama, yaitu C-Best dan S-Invest, dengan total aset mencapai lebih dari Rp 179 triliun. Fenomena ini mengindikasikan bahwa tingkat literasi keuangan di kalangan lulusan SMA telah berkembang pesat, didukung oleh aksesibilitas teknologi dan informasi.
Secara profesional, karyawan, baik pegawai negeri maupun swasta, tetap menjadi kelompok terbesar dalam dunia investasi, disusul oleh pengusaha dan pelajar. Meskipun karyawan mendominasi jumlah investor, pengusaha masih unggul dalam hal kepemilikan aset, mencapai total lebih dari Rp 586 triliun di kedua platform investasi utama. Kelompok ibu rumah tangga dan pelajar juga menunjukkan partisipasi yang cukup signifikan, meskipun nilai aset mereka relatif lebih rendah.
Berdasarkan penghasilan, mayoritas investor berada pada kategori Rp 10 juta hingga Rp 100 juta per bulan, mencapai 46,11%. Ini menunjukkan bahwa individu dengan pendapatan menengah adalah pilar utama pasar modal Indonesia. Kelompok dengan penghasilan di bawah Rp 10 juta juga signifikan, mencapai 37,63%, sementara mereka yang berpenghasilan di atas Rp 500 juta hanya membentuk segmen kecil sekitar 3,36%. Distribusi ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia semakin inklusif, menjangkau berbagai lapisan masyarakat dengan beragam tingkat ekonomi.