Pengelola investasi negara mendapatkan suntikan dana besar dari dua institusi keuangan pelat merah. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) resmi menerima pembayaran dividen dari dua bank milik pemerintah, yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Mandiri.

Sebagai hasil dari kesepakatan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), BPI Danantara akan menerima total Rp 49 triliun sebagai dividen. Pembayaran ini mencerminkan kinerja yang kuat dari kedua bank tersebut selama tahun laporan terakhir. Lebih rinci, BRI memberikan dividen sebesar Rp 27,68 triliun, sementara Bank Mandiri menyumbangkan Rp 22,62 triliun.

Pembagian hasil usaha ini mengacu pada performa finansial yang positif. Berdasarkan data hingga akhir Desember 2024, BRI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 60,15 triliun. Sebagai bentuk tanggung jawab sosial kepada pemegang saham, BRI membagikan dividen final senilai Rp 31,40 triliun atau setara dengan Rp 208,40 per saham. Sementara itu, Bank Mandiri menunjukkan peningkatan laba sebesar 1,31% secara tahunan, dengan total laba Rp 55,78 triliun. Dalam aksi korporasi ini, mereka memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 43,5 triliun atau Rp 466,18 per saham.

Pengelolaan modal yang baik menjadi salah satu alasan utama pembagian dividen ini. Menurut Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, pengambilan keputusan ini melibatkan berbagai pertimbangan strategis seperti ekspansi bisnis, likuiditas, serta manajemen risiko. Proyeksi Rasio Kecukupan Modal (CAR) tetap stabil di atas 19%, sehingga memastikan kelangsungan operasional bank di masa mendatang. Hal ini menunjukkan komitmen kuat dari kedua bank untuk meningkatkan nilai bagi para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah melalui BPI Danantara. Keberhasilan ini juga merefleksikan pentingnya sinergi antara lembaga negara dan sektor keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.