Pada Sabtu (10/5/2025), lalu lintas di beberapa ruas jalan utama di wilayah Jabodetabek mengalami perubahan signifikan. Jalur Puncak, yang sebelumnya menerapkan sistem one way untuk mengatasi lonjakan kendaraan selama long weekend Hari Raya Waisak, kini telah kembali normal dua arah. Di sisi lain, Tol Dalam Kota Jakarta juga mencatat kepadatan akibat meningkatnya mobilitas masyarakat yang memanfaatkan liburan panjang.
Di Kabupaten Bogor, tepatnya pada sore hari Sabtu, kondisi jalur menuju Puncak mulai membaik setelah pukul 15:40 WIB. Sistem satu arah yang diterapkan oleh petugas untuk menstabilkan arus kendaraan dari arah Puncak ke Jakarta resmi diakhiri, sehingga kendaraan dapat melaju dengan lancar dalam dua arah. Pengamatan di Simpang Gadog menunjukkan bahwa kendaraan roda dua dan empat mendominasi jalanan. Meskipun cuaca sedang hujan dengan intensitas sedang, pengendara tetap diimbau untuk lebih berhati-hati saat melintas.
Sementara itu, Tol Dalam Kota Jakarta tidak luput dari dampak peningkatan aktivitas masyarakat. PT Jasa Marga melaporkan bahwa kepadatan mulai terjadi sejak pukul 16:01 WIB di berbagai titik strategis seperti Cawang arah Tebet, Semanggi menuju Senayan, serta Pejompongan hingga Tomang. Ruas-ruas tersebut menjadi lokasi rawan kemacetan karena banyaknya kendaraan pribadi yang mengarah ke pusat kota maupun daerah perumahan dan destinasi wisata.
Reporter di lapangan menyebutkan bahwa meskipun situasi masih padat, volume kendaraan cenderung mereda menjelang malam hari. Hal ini diprediksi akan berlangsung hingga akhir pekan, dengan puncak volume kemungkinan terjadi pada tanggal 11 dan 12 Mei 2025.
Dari sudut pandang pembaca atau jurnalis, berita ini memberikan gambaran bagaimana perencanaan manajemen lalu lintas sangat penting dalam menghadapi lonjakan mobilitas masyarakat, terutama selama momen libur panjang. Kebijakan seperti sistem one way atau pengaturan ganjil-genap menunjukkan upaya konkret untuk mengelola arus kendaraan secara efektif. Namun, tantangan besar tetap ada, yakni kesadaran pengguna jalan untuk mematuhi aturan dan memilih waktu perjalanan yang tepat demi menghindari kemacetan. Dengan demikian, sinergi antara pemerintah dan masyarakat menjadi faktor kunci dalam mengoptimalkan kelancaran transportasi di masa depan.