Penyakit mematikan yang semakin sering menyerang kalangan muda, kini menjadi sorotan di berbagai belahan dunia. Salah satu jenis penyakit ini adalah kanker usus besar, yang kerap kali terdiagnosis saat sudah mencapai tahap kritis. Menurut penelitian dari Amerika Serikat, jumlah penderitanya terus meningkat setiap tahunnya, menjadikannya salah satu penyebab utama kematian akibat kanker. Beragam faktor dapat memicu penyakit ini, mulai dari kondisi genetik hingga gaya hidup yang tidak sehat.
Faktor risiko yang menyebabkan seseorang lebih rentan mengidap kanker usus sangat bervariasi. Beberapa di antaranya meliputi riwayat keluarga dengan penyakit serupa, pola makan tinggi lemak, kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan merokok, serta konsumsi alkohol secara berlebihan. Selain itu, gangguan pencernaan kronis juga dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker usus. Pada tahap awal, penyakit ini sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas, sehingga sulit dideteksi tanpa pemeriksaan medis mendalam. Salah satu tanda yang mungkin luput dari perhatian adalah rasa lapar yang berlebihan atau adanya keinginan kuat untuk mengonsumsi makanan tertentu.
Penting bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap tanda-tanda awal penyakit ini. Misalnya, anemia yang disebabkan oleh pendarahan internal dapat memicu dorongan tubuh untuk mencari zat besi melalui cara-cara yang tidak biasa. Hal ini kadang diwujudkan dalam bentuk sindrom pica, di mana individu mengalami hasrat tak wajar terhadap makanan tertentu atau benda yang tidak dimakan pada umumnya. Para ahli menyarankan agar semua orang rutin melakukan pemeriksaan kesehatan guna mendeteksi dini potensi penyakit yang membahayakan jiwa. Dengan kesadaran dan tindakan preventif yang tepat, kita bisa memperpanjang harapan hidup serta meningkatkan kualitas kehidupan generasi masa depan.