Penggunaan matcha, sebuah bubuk teh hijau asal Jepang, semakin marak di berbagai cafe. Minuman ini tidak hanya dinikmati karena rasanya yang unik tetapi juga karena manfaat kesehatannya yang signifikan. Namun, meskipun matcha dikenal dapat menenangkan pikiran dan mendukung fungsi otak serta jantung, ada beberapa efek samping yang perlu diperhatikan. Salah satu ahli gizi, Lacey Dunn, menyebut bahwa bagi mereka yang sensitif terhadap kafein, konsumsi matcha bisa memicu kecemasan, insomnia, atau bahkan sakit kepala. Selain itu, penggunaan dalam dosis tinggi dapat mempengaruhi fungsi hati dan interaksi obat tertentu.
Di tengah popularitasnya yang meningkat, stok matcha mulai langka di Jepang, sehingga harga produk ini pun ikut melonjak. Meskipun demikian, jika dikonsumsi secara moderat, matcha masih memberikan banyak sekali manfaat seperti penurunan kadar stres, peningkatan fokus mental, hingga perlindungan terhadap radikal bebas.
Selama beberapa tahun terakhir, minuman berbasis matcha telah menjadi tren global. Mulai dari latte hingga es krim, bahan ini sering muncul sebagai pilihan favorit para pecinta teh. Menurut laporan dari seorang pakar gizi ternama, Dunn, meskipun matcha memiliki kandungan kafein yang lebih rendah dibandingkan kopi, kombinasinya dengan asam amino L-theanine dapat memberikan efek yang berlangsung lebih lama. Ini disebabkan oleh kemampuan L-theanine untuk meningkatkan rasa tenang sambil tetap menjaga fokus.
Meskipun begitu, Dunn mengingatkan bahwa konsumsi berlebihan matcha dapat berdampak buruk pada tubuh. Efek negatif tersebut mencakup gangguan tidur, ketegangan emosional, hingga masalah pada fungsi hati jika dikonsumsi dalam bentuk suplemen dengan dosis tinggi. Beberapa kelompok individu, seperti orang dengan kondisi medis tertentu atau sedang menjalani pengobatan, harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan matcha secara rutin.
Dalam konteks manfaatnya, matcha tetap menjadi salah satu sumber antioksidan terbaik. Kombinasi antara L-theanine dan kafein membantu meningkatkan daya ingat tanpa menimbulkan gelisah yang biasanya dialami saat mengonsumsi kopi. Selain itu, senyawa EGCG (epigallocatechin gallate) yang terdapat dalam matcha dikenal mampu melawan radikal bebas, menurunkan risiko kanker, dan mendukung kesehatan otak serta sistem pencernaan.
Untuk menjaga keseimbangan antara manfaat dan risiko, penting bagi konsumen untuk memperhatikan jumlah konsumsi harian mereka. Dengan pendekatan yang bijaksana, matcha dapat dimasukkan ke dalam gaya hidup sehat tanpa menimbulkan efek samping yang serius.
Popularitas matcha yang terus tumbuh menunjukkan betapa besar minat masyarakat terhadap produk alami dengan manfaat kesehatan. Namun, pemahaman akan batasan konsumsinya sangatlah penting agar kita bisa menikmati semua keuntungan yang ditawarkannya tanpa mengorbankan kesehatan tubuh. Dengan aturan yang tepat, matcha tetap menjadi teman ideal untuk menjaga keseimbangan fisik dan mental.