Indeks saham utama bursa efek Indonesia mengawali perdagangan dengan performa positif. Pada sesi pagi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan. Sebanyak 187 saham mencatatkan kenaikan harga, sementara hanya 60 saham yang mengalami penurunan. Kinerja ini dipengaruhi oleh berbagai sentimen positif baik dari dalam maupun luar negeri. Transaksi pada awal perdagangan hari Senin mencapai lebih dari Rp 117 miliar, melibatkan ratusan juta saham dalam ribuan kali transaksi.
Berbagai sektor industri menunjukkan perkembangan yang optimistis. Sektor barang baku menjadi salah satu kontributor utama kenaikan indeks pasar modal. Selain itu, para pelaku pasar juga memperhatikan data neraca dagang bulan lalu, termasuk kinerja ekspor dan impor. Di tingkat global, ketegangan terkait kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat (AS) tetap menjadi perhatian investor. Namun, hasil negosiasi bilateral antara Indonesia dan AS membawa angin segar bagi pasar. Kesepakatan tersebut mencakup beberapa aspek penting seperti peningkatan kerja sama energi, produk agrikultur, serta investasi lintas batas.
Negosiasi dagang antara kedua negara berlangsung secara konstruktif dengan target pembahasan menyeluruh dalam waktu dua bulan mendatang. Dalam diskusi tersebut, pemerintah Indonesia menyoroti penggunaan sistem pembayaran nasional sebagai bagian dari upaya deregulasi dan modernisasi ekonomi domestik. Meskipun demikian, pihak AS menyoroti dampak sistem ini terhadap margin keuntungan perusahaan kartu kredit internasional. Sementara itu, data statistik perdagangan bulan Maret diperkirakan masih menunjukkan surplus, meskipun lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya akibat pelemahan harga komoditas utama.
Pasar global juga tengah memantau langkah Bank Sentral China (PBoC) dalam merespons eskalasi perang dagang. Kebijakan suku bunga yang akan diumumkan pada hari Senin ini diharapkan memberikan stimulus tambahan untuk menjaga stabilitas ekonomi regional. Para analis memproyeksikan bahwa PBoC kemungkinan besar akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan, namun tetap siap melonggarkan kebijakan moneter jika kondisi semakin memburuk.
Sinergi antara kebijakan domestik dan internasional menjadi kunci utama untuk menjaga pertumbuhan ekonomi global. Hasil negosiasi perdagangan antara Indonesia dan AS membuka peluang baru untuk meningkatkan kerjasama bilateral yang saling menguntungkan. Dengan adanya komitmen kuat dari kedua belah pihak, harapan akan terwujudnya perdagangan yang lebih adil dan inklusif semakin besar. Hal ini menunjukkan pentingnya dialog dan kolaborasi dalam menciptakan stabilitas ekonomi dunia.