Persoalan kelelahan emosional atau burnout semakin sering terjadi dalam dunia kerja modern. Fenomena ini ditandai dengan rasa lelah yang berkepanjangan serta menurunnya motivasi akibat tekanan target dan pencapaian pekerjaan. Salah satu penyebab utama adalah beban kerja yang melebihi batas normal, serta kurangnya dukungan dari lingkungan kerja. Jika tidak ditangani secara tepat, kondisi ini dapat membawa dampak buruk pada kesehatan fisik maupun mental seseorang. Para pemimpin perempuan di sektor Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga mengalami tantangan serupa, namun mereka berbagi strategi unik untuk menghadapinya.
Dalam diskusi baru-baru ini, para pemimpin perempuan dari BUMN membagikan pengalaman pribadi mereka dalam mengatasi burnout. Di tengah rutinitas yang padat, Maya Watono, Direktur Utama InJourney, menjelaskan bahwa burnout kerap muncul ketika seseorang hanya fokus pada pencapaian tanpa memperhatikan proses yang ditempuh. Menurut Maya, generasi muda, terutama kaum perempuan, cenderung lebih rentan mengalami fenomena ini. Namun, ia optimistis bahwa dengan meraih tujuan tertentu, rasa lelah tersebut akan hilang secara alami.
Sementara itu, Melati Sarnita, Direktur Pengembangan Usaha INALUM, menekankan pentingnya kesadaran diri sebagai langkah awal mengatasi burnout. Menurutnya, setiap individu harus memahami kelemahan dan kekuatan yang dimiliki agar dapat mengelola energi dengan baik. Melati menegaskan bahwa tanpa pengenalan diri yang mendalam, seseorang akan kesulitan mencapai hasil maksimal dan justru berisiko mengalami burnout.
Dalam konteks waktu yang terus bergerak maju, kedua tokoh ini menunjukkan bahwa solusi burnout bukan hanya soal istirahat, tetapi juga melibatkan pemahaman mendalam terhadap visi dan tujuan hidup yang ingin dicapai.
Dalam era transformasi digital seperti saat ini, tantangan burnout menjadi isu yang tak bisa diabaikan, terutama bagi profesional muda. Artikel ini memberikan wawasan penting bahwa pengendalian diri dan kesadaran akan nilai-nilai personal dapat menjadi senjata ampuh dalam menghadapi tekanan kerja. Dengan memahami diri sendiri lebih baik, setiap individu memiliki potensi untuk tumbuh lebih kuat meskipun dihadapkan pada tantangan yang besar.