Sebuah insiden menegangkan terjadi ketika Maudy mengunjungi kantor Elang untuk meminta kompensasi atas kerusakan ponselnya. Namun, usaha tersebut tidak berjalan mulus karena hambatan dari resepsionis dan petugas keamanan. Di sisi lain, Bobby yang sedang memantau Amira mencoba merancang rencana jahat yang mungkin membahayakan nyawa Amira. Drama ini terus berkembang dengan intrik dan konflik yang semakin intens.
Maudy mendapati dirinya dalam situasi sulit saat ia mencoba menyelesaikan masalah dengan Elang. Alih-alih diterima langsung, ia harus menghadapi hambatan dari staf pengamanan kantor. Ketegangan meningkat saat Dessy melaporkan tindakan Maudy kepada Vernie, yang kemudian menggunakan strategi dramatis untuk mengusir Maudy.
Ketika Maudy akhirnya berhasil bertemu dengan Elang di lobby, percakapan mereka berlangsung dengan suasana tegang. Vernie yang khawatir akan eskalasi situasi memutuskan untuk mengambil langkah ekstrem dengan berpura-pura menelepon polisi. Hal ini membuat Maudy frustrasi dan melakukan protes simbolis dengan menulis pesan di mobil Elang menggunakan lipstiknya. Aksi ini menunjukkan betapa seriusnya sikap Maudy terhadap klaim ganti rugi yang belum terselesaikan.
Sementara itu, fokus cerita beralih pada Bobby, yang terus memata-matai Amira. Dalam upaya untuk menjaga kontrol atas kehidupannya, Bobby diam-diam menyusun rencana yang dapat membahayakan keselamatan Amira. Kehadiran Amira di butik kostum bersama teman-temannya menjadi momen penting bagi Bobby untuk merealisasikan niat jahatnya.
Bobby, yang tampaknya selalu waspada, memanfaatkan setiap kesempatan untuk melacak gerakan Amira. Saat Amira dan teman-temannya melanjutkan pencarian properti untuk acara pentas di toko bunga, Bobby tetap berada di dekatnya dengan maksud yang tidak diketahui oleh korban. Pertanyaan besar muncul apakah rencana Bobby kali ini akan berhasil atau akan ada elemen tak terduga yang menghalangi aksi tersebut. Penonton diajak untuk tetap penasaran dan terus menyaksikan episode berikutnya dari drama ini.