DPR menyoroti pembatalan mutasi tujuh perwira tinggi TNI, mencurigai adanya intervensi politik. Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PKB, Oleh Soleh, menekankan perlunya loyalitas tunggal di tubuh militer. Dia juga mengkritik kemungkinan pengaruh kepentingan politik yang merusak citra TNI.
Situasi ini memunculkan spekulasi terkait hubungan antara mantan Wakil Presiden Try Sutrisno dan keputusan tersebut. Hal ini menjadi perhatian besar bagi publik karena potensi konflik kepentingan dalam proses rotasi militer.
Oleh Soleh menegaskan bahwa prajurit TNI harus setia hanya kepada negara tanpa adanya loyalitas ganda. Dalam konteks organisasi militer, penting untuk menjaga profesionalisme agar tidak terpengaruh oleh kepentingan pihak lain.
Menurut dia, hirarki militer harus jelas dan tidak boleh ada campur tangan dari luar. Prajurit TNI harus taat pada aturan serta berkomitmen penuh kepada pimpinan tertinggi mereka, yakni presiden. Pengaruh politik dari luar dapat merusak struktur organisasi militer dan menurunkan efektivitasnya. Oleh karena itu, diperlukan kontrol ketat terhadap semua proses mutasi agar tetap sesuai dengan kebutuhan institusi.
Kang Oleh menyoroti perlunya evaluasi mendalam terhadap pembatalan mutasi perwira tinggi TNI. Proses ini harus menjadi bahan pelajaran agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Rotasi personel militer seharusnya bertujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.
Pembatalan mutasi yang dilakukan beberapa hari setelah pengumuman resmi telah menimbulkan banyak spekulasi di kalangan masyarakat. Beberapa pihak mencurigai adanya intervensi politik, terutama melihat latar belakang salah satu perwira yang dimutasikan sebagai anak mantan Wakil Presiden Try Sutrisno. Situasi ini menunjukkan betapa sensitifnya proses rotasi militer jika tidak dilakukan secara transparan dan profesional. Evaluasi menyeluruh akan membantu mengidentifikasi celah-celah yang memungkinkan adanya intervensi dan memperkuat sistem pengambilan keputusan di TNI.