Pada awal Mei 2025, dunia menyaksikan kebakaran besar yang melanda wilayah Israel. Peristiwa ini menarik perhatian internasional karena dampaknya pada lingkungan serta masyarakat sekitar. Meskipun skala kebakaran Israel lebih kecil dibandingkan dengan kebakaran yang terjadi di Los Angeles beberapa bulan lalu, keduanya sama-sama menimbulkan kerugian signifikan baik secara ekonomi maupun sosial. Kebakaran di Israel berlangsung selama hampir 30 jam dan menghanguskan lebih dari 5.000 hektare lahan, termasuk hutan dan ladang pertanian. Sementara itu, kebakaran di Los Angeles mencatat angka kerugian yang jauh lebih besar, dengan luasan lebih dari puluhan ribu hektare serta menewaskan setidaknya 24 orang.

Kronologi dan Lokasi Insiden

Dalam musim semi yang hangat, wilayah Yerusalem di Israel menjadi saksi bisu atas marabahaya api yang melanda perbukitan sekitarnya. Pada malam hari Kamis (1/5/2025), petugas pemadam kebakaran berhasil mengendalikan situasi setelah berjuang selama hampir satu setengah hari. Area yang terdampak mencakup Taman Kanada di Tepi Barat, di mana sekitar 70% lahan hijaunya telah lenyap akibat kobaran api. Selain itu, perayaan Hari Kemerdekaan Israel pun harus tertunda akibat bencana ini.

Beralih ke Amerika Serikat, di kota Los Angeles, bencana serupa namun dalam skala yang jauh lebih besar juga sempat melumpuhkan aktivitas warga. Ribuan bangunan diruntuhkan oleh api, dan ratusan ribu penduduk dipaksa meninggalkan rumah mereka. Dampak finansial dari insiden tersebut bahkan mencapai triliunan rupiah, menjadikannya salah satu bencana alam paling mahal dalam sejarah negara tersebut.

Dari segi lokasi, meskipun luas kebakaran di Israel lebih kecil, tetapi posisi geografisnya yang dekat dengan daerah padat penduduk membuat potensi ancaman tetap tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran luas bukan satu-satunya indikator untuk menilai seriusnya suatu bencana.

Baca Juga: Upaya Internasional Menangani Bencana Alam di Wilayah Konflik

Secara keseluruhan, kedua peristiwa ini memberikan gambaran tentang pentingnya mitigasi bencana dan kolaborasi global dalam menghadapi tantangan lingkungan semacam ini.

Pelajaran dari Dua Kebakaran Besar

Selaku seorang jurnalis, saya merasa bahwa peristiwa kebakaran di Israel dan Los Angeles dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua negara. Faktor-faktor seperti cuaca ekstrem, manajemen lahan, serta respons cepat tim darurat memainkan peran vital dalam mengurangi kerugian. Lebih jauh lagi, peristiwa ini menggarisbawahi urgensi dalam menghadapi perubahan iklim dan membangun sistem peringatan dini yang lebih efektif. Dunia perlu belajar dari pengalaman ini agar bisa lebih siap menghadapi bencana serupa di masa mendatang.