Seorang kreator konten, Willie Salim, menjadi pusat perhatian setelah sebuah insiden terkait kegiatan memasak rendang sebanyak 200 kilogram. Konten yang awalnya bertujuan untuk berbagi makanan justru berujung pada polemik besar. Selain hinaan dari publik, pejabat daerah di Palembang juga menegur keras aksi tersebut. Kejadian ini berawal dari hilangnya rendang saat proses pemasakan belum selesai.
Gubernur Sumatera Selatan dan Wali Kota Palembang turut memberikan pernyataan resmi mengenai insiden ini. Keduanya menyayangkan tindakan yang dinilai tidak sensitif serta potensi mencoreng citra kuliner dan masyarakat Palembang. Mereka menekankan pentingnya tanggung jawab etis bagi para kreator konten dalam melibatkan masyarakat luas.
Kejadian hilangnya rendang 200 kg saat sedang dimasak telah menarik perhatian luas dari masyarakat. Willie Salim, yang meninggalkan lokasi sejenak, menemukan bahwa semua daging yang sedang diproses sudah habis diambil oleh warga tanpa adanya pembagian resmi. Hal ini membuat kontennya viral dan menuai berbagai komentar negatif dari netizen.
Dalam situasi ini, banyak pihak merasa kecewa atas ketidakjelasan prosedur pembagian makanan yang semula direncanakan sebagai takjil. Tanpa dokumentasi akhir atau pengaturan yang tepat, rendang tersebut lenyap begitu saja. Tidak hanya itu, aksi ini juga dianggap kurang profesional karena tidak ada transparansi selama acara berlangsung. Publik mulai mempertanyakan niat sebenarnya dari kegiatan tersebut.
Gubernur Sumatera Selatan dan Wali Kota Palembang memberikan respons tegas terhadap kontroversi yang melibatkan Willie Salim. Keduanya menyoroti bagaimana insiden ini dapat merusak citra kuliner lokal maupun masyarakat Palembang secara keseluruhan. Mereka menilai bahwa tindakan tersebut tidak memperhatikan norma sosial dan budaya daerah.
Gubernur Sumsel, Herman Deru, mengecam aksi Willie Salim dengan menyebut bahwa insiden ini menciptakan kesan negatif tentang warga setempat. Menurutnya, tindakan semacam itu tidak pantas dilakukan di wilayah yang memiliki nilai budaya tinggi seperti Palembang. Di sisi lain, Wali Kota Palembang, Harnojoyo, menekankan perlunya tanggung jawab moral bagi para kreator konten. Ia berharap agar para pencipta konten di masa depan lebih memperhatikan dampak sosial dari setiap aktivitas mereka. Dengan demikian, insiden serupa dapat dihindari demi menjaga nama baik daerah.