Berita
Langkah Cepat Pemkab Kupang Atasi Abrasi Sungai di Sumlili
2025-05-09

Pemerintah Kabupaten Kupang menunjukkan komitmen serius dalam menangani dampak abrasi sungai yang mengancam lahan pertanian di Desa Sumlili. Berkat dorongan dari anggota DPRD Kabupaten Kupang, Salomiel Arnius Buraen, pemerintah segera turun ke lokasi untuk meninjau kerusakan dan mencari solusi. Abrasi ini telah merusak sepuluh hektare lahan bawang siap panen, yang menjadi sumber mata pencaharian utama petani setempat. Situasi ini tidak hanya membawa kerugian ekonomi tetapi juga mengancam kelangsungan pertanian di wilayah tersebut.

Respons Cepat Pemkab Kupang Terhadap Kerusakan Lahan

Berawal dari laporan langsung yang disampaikan oleh Salomiel kepada Bupati Kupang, pemerintah akhirnya memprioritaskan penanganan abrasi sungai. Dalam waktu singkat, tim gabungan dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) diturunkan ke lapangan pada awal Mei 2025 untuk melakukan evaluasi kondisi riil. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi antara legislatif dan eksekutif dapat berlangsung efektif guna menjaga kesejahteraan masyarakat.

Dengan adanya respons cepat ini, harapan besar muncul bagi para petani agar masalah abrasi dapat diselesaikan dengan baik. Abrasi yang terjadi tidak hanya mengancam penghidupan mereka, tetapi juga mengganggu stabilitas ekosistem setempat. Aktivitas tambang di sekitar area tersebut diduga menjadi salah satu penyebab utama kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, langkah-langkah preventif dan rehabilitatif perlu dilakukan secara sinergis antara semua pihak terkait.

Pentingnya Penanganan Abrasi untuk Masa Depan Pertanian

Abrasi sungai yang terjadi di Desa Sumlili menyebabkan hilangnya sepertiga lahan pertanian yang ada, yaitu sekitar sepuluh hektare. Hal ini menunjukkan betapa rapuhnya kondisi infrastruktur alami di daerah tersebut. Tanpa tindakan konkret, risiko lebih luas dari abrasi akan semakin meningkat, sehingga mengancam keseluruhan produktivitas pertanian di wilayah tersebut.

Salomiel Arnius Buraen menekankan pentingnya upaya mitigasi yang mendesak untuk mencegah penyebaran kerusakan lebih lanjut di sepanjang sungai. Menurutnya, pendekatan yang holistik harus diterapkan, melibatkan pemantauan aktivitas tambang ilegal serta pelaksanaan program reboisasi di sekitar area rawan abrasi. Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang manajemen tanah yang berkelanjutan juga sangat diperlukan untuk menjaga kelestarian lahan pertanian di masa depan. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan ekonomi warga setempat dan memastikan kelangsungan hidup mereka sebagai petani profesional.

more stories
See more