Pasar
Lonjakan Harga Emas: Safe Haven di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
2025-04-15

Harga emas saat ini sedang mengalami peningkatan signifikan, menjadikannya sebagai aset yang sangat diminati oleh investor di seluruh dunia. Pada perdagangan hari Selasa (15/4/2025), harga emas dunia di pasar spot mencatatkan kenaikan tipis sebesar 0,05% menjadi US$3.211,02 per troy ons. Kenaikan tersebut dipicu oleh berbagai faktor, termasuk ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China, ancaman resesi global, pelemahan nilai dolar AS, serta kebijakan moneter yang tidak stabil dari bank sentral utama. Selain itu, bank-bank sentral di berbagai negara juga mulai menambah cadangan emas mereka sebagai bentuk perlindungan terhadap ketidakstabilan ekonomi.

Peningkatan harga emas dalam beberapa minggu terakhir mencerminkan pergeseran minat investor menuju aset safe haven. Salah satu alasan utama adalah konflik dagang antara dua raksasa ekonomi dunia, Amerika Serikat dan China. Keputusan Presiden AS Donald Trump untuk meningkatkan tarif impor telah memperburuk ketegangan perdagangan global, sehingga mendorong para pelaku pasar mencari perlindungan melalui investasi emas. Situasi ini semakin diperparah dengan adanya ancaman resesi di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat dan Jerman.

Selain faktor geopolitik dan ekonomi, pelemahan nilai dolar AS juga turut berkontribusi pada lonjakan harga emas. Indeks dolar AS sempat menyentuh level terendahnya sejak Juli 2023, yaitu 100,14. Hal ini membuat emas lebih murah bagi investor dari negara-negara dengan mata uang lain, sehingga meningkatkan permintaan global. Selain itu, The Federal Reserve (The Fed) kemungkinan akan memangkas suku bunga lebih cepat dan lebih besar akibat perlambatan perekonomian AS. Suku bunga rendah diperkirakan akan melemahkan dolar AS dan menurunkan imbal hasil obligasi Treasury AS, keduanya memberikan dampak positif bagi harga emas.

Bukan hanya investor ritel yang tertarik pada emas, tetapi juga bank-bank sentral di seluruh dunia. Data dari World Gold Council menunjukkan bahwa pada tahun 2024, bank sentral membeli sebanyak 1.045 ton emas untuk ditambahkan ke cadangan mereka. Pembelian ini terus berlanjut pada awal tahun 2025, mencapai 18 ton pada Januari dan 29 ton pada Februari. Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk mendiversifikasi cadangan devisa dan mengurangi ketergantungan pada dolar AS.

Dengan banyaknya faktor yang mempengaruhi harga emas, baik secara langsung maupun tidak langsung, logam mulia ini kembali menegaskan posisinya sebagai pelindung nilai yang handal di tengah situasi krisis global. Para analis memperkirakan bahwa tren kenaikan harga emas akan berlanjut selama ketidakpastian ekonomi dan geopolitik masih berlangsung.

Ketidakpastian ekonomi global yang semakin meningkat telah membawa emas kembali ke pusat perhatian sebagai aset pelindung nilai yang aman. Investor, baik individu maupun institusi, terus mempertimbangkan emas sebagai bagian penting dari portofolio investasi mereka. Dengan adanya ancaman resesi, pelemahan dolar AS, serta kebijakan moneter yang fluktuatif, harga emas diprediksi akan terus naik dalam waktu dekat. Fenomena ini menunjukkan betapa kuatnya hubungan antara kondisi ekonomi global dan performa harga emas sebagai aset safe haven.

more stories
See more