Pada awal pekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan signifikan hingga 2,9%, mencapai posisi 6.830,88 pada perdagangan Senin. Volume transaksi mencapai Rp11,70 triliun dengan partisipasi sebanyak 19,42 miliar saham dalam 1,39 juta transaksi. Investor asing juga menunjukkan aktivitas beli bersih yang besar, mencapai Rp1,08 triliun. Saham-saham bank dan perusahaan infrastruktur menjadi incaran utama.
Di awal minggu ini, pasar saham Indonesia mencatat kinerja positif dengan lonjakan indeks yang mencolok. Kenaikan IHSG mencerminkan optimisme investor terhadap prospek ekonomi domestik. Dengan nilai transaksi yang cukup tinggi, pasar menunjukkan dinamika yang kuat. Volume saham yang diperdagangkan juga meningkat tajam, menunjukkan minat yang besar dari berbagai pelaku pasar.
Berdasarkan data terbaru, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meroket ke level 6.830,88, naik sebesar 2,9%. Peningkatan ini didukung oleh volume transaksi yang mencapai Rp11,70 triliun melibatkan 19,42 miliar saham dalam 1,39 juta transaksi. Pergerakan ini menunjukkan peningkatan minat investor lokal dan asing terhadap pasar modal Indonesia. Sebanyak 411 saham mengalami kenaikan, sementara 192 saham turun dan 189 stagnan. Lonjakan IHSG ini mencerminkan sentimen positif pasar terhadap kondisi ekonomi saat ini dan potensi pertumbuhan di masa mendatang.
Investor asing memperlihatkan peningkatan minat yang signifikan dengan melakukan pembelian bersih sebesar Rp1,08 triliun. Ini mencakup transaksi reguler dan negosiasi tunai. Aktivitas ini menunjukkan keyakinan investor asing terhadap potensi pasar saham Indonesia. Beberapa saham bank dan perusahaan infrastruktur menjadi fokus utama pembelian tersebut.
Investor asing mulai menunjukkan ketertarikan besar dengan pasar saham Indonesia, terlihat dari pembelian bersih mereka sebesar Rp1,08 triliun. Rinciannya, Rp975,36 miliar berasal dari pasar reguler dan Rp100,19 miliar dari pasar negosiasi dan tunai. Saham-saham yang paling banyak diburu termasuk PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Central Asia (BBCA), PT Bank Mandiri (BMRI), dan PT Telkom Indonesia (TLKM). Selain itu, beberapa perusahaan infrastruktur seperti PT Petrosea (PTRO) dan PT Raharja Energi Cepu (RATU) juga mendapatkan perhatian. Aktivitas ini menunjukkan bahwa investor asing melihat potensi pertumbuhan yang kuat di berbagai sektor industri Indonesia.