Pada masa kuno, Makkah dikenal sebagai pusat perdagangan yang menghubungkan Timur dan Barat. Kota ini menjadi saksi lahirnya banyak pengusaha sukses, termasuk Khadijah binti Khuwailid dan Nabi Muhammad sendiri. Namun, salah satu tokoh yang paling mencolok dalam sejarah bisnis Makkah adalah Abdurrahman bin Auf, sahabat dekat Nabi Muhammad. Dengan prinsip etis yang kuat dan kecerdasan dalam berdagang, Abdurrahman berhasil menumpuk harta melimpah tanpa meninggalkan nilai-nilai agama.
Di era di mana Makkah berkembang pesat sebagai jalur perdagangan antara Cina dan Eropa, Abdurrahman memilih profesi pedagang karena fleksibilitasnya. Dia sering melakukan perjalanan ke berbagai daerah untuk berdagang, memanfaatkan setiap kesempatan luangnya. Meskipun memiliki banyak kekayaan, Abdurrahman selalu menjaga diri dari praktik-praktik bisnis yang tidak etis. Dia menolak utang, menjauhi riba, dan hanya berdagang sesuai dengan pengetahuannya.
Salah satu filosofi utama Abdurrahman adalah bahwa setiap keuntungan, besar atau kecil, tetap penting. Dia percaya bahwa keuntungan adalah tanda bahwa barang dagangannya laku keras. Selain itu, Abdurrahman juga terkenal dengan kebaikan sosialnya. Sebagian besar hartanya digunakan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan, termasuk keluarganya dan kaum Muslimin. Catatan sejarah mencatat bahwa dia pernah menyumbangkan tanah senilai 1000 dinar, 500 kuda, dan 1500 unta untuk tujuan mulia.
Dalam konteks modern, jika kita mengkonversi jumlah tersebut ke nilai mata uang saat ini, total sumbangan Abdurrahman mencapai sekitar Rp 85 triliun. Angka ini menunjukkan betapa besar kekayaan yang dimiliki oleh Abdurrahman, namun lebih penting lagi, bagaimana dia menggunakan kekayaan tersebut untuk kebaikan bersama.
Berbekal prinsip-prinsip kuat dan etika bisnis yang tinggi, Abdurrahman bin Auf menjadi simbol keberhasilan ekonomi yang tidak terpisahkan dari nilai-nilai moral dan spiritual. Kisah hidupnya memberikan pelajaran berharga bagi generasi modern tentang bagaimana menggabungkan keberhasilan finansial dengan tanggung jawab sosial.
Sebagai pembaca, kita dapat belajar bahwa kekayaan sejati bukan hanya tentang jumlah materi yang dimiliki, tetapi juga tentang bagaimana kita menggunakannya untuk kebaikan orang lain. Abdurrahman menunjukkan bahwa sukses dalam bisnis bisa dicapai tanpa mengorbankan integritas dan kepedulian sosial. Ini adalah pelajaran yang sangat relevan dalam dunia bisnis modern yang sering kali dipenuhi dengan tantangan etis.