Berita
Merancang Kongres Perempuan Dunia di Negeri Kartini
2025-04-21

Pemerintah Kabupaten Rembang dan Yayasan Kartini Heritage Center berencana mengadakan Kongres Perempuan Dunia sebagai bentuk penghormatan kepada RA Kartini. Acara ini bertujuan menjadi wadah bagi para perempuan dari berbagai belahan dunia untuk berdiskusi dan menyalurkan ide. Wacana ini diungkapkan oleh Wakil Bupati Rembang, Gus Hanies, saat memperingati hari jadi ke-146 RA Kartini di Kompleks Museum Kartini. Dengan dukungan Bank Indonesia Perwakilan Jateng serta Pemprov Jateng, acara tersebut akan menginspirasi perjuangan kesetaraan gender secara global. Sejarah mencatat bahwa tiga kali Kongres Perempuan telah digelar di Indonesia pada tahun 1928 hingga 1938.

Inisiasi Kongres Sebagai Warisan Kartini

Gagasan Kongres Perempuan Dunia muncul dalam diskusi antara pihak Pemkab Rembang dan keluarga keturunan langsung RA Kartini. Menurut Gus Hanies, peringatan Hari Kartini tidak hanya sebatas ritual seremonial tetapi juga harus memiliki makna yang lebih mendalam. Kongres ini diharapkan dapat menjadi ruang bagi perempuan dari seluruh dunia untuk saling bertukar gagasan dan memperjuangkan hak-hak mereka. Ini merupakan manifestasi nyata dari nilai-nilai yang diperjuangkan RA Kartini dalam konteks modern.

Berlokasi di kompleks museum tempat peristirahatan terakhir RA Kartini, Kongres ini akan melibatkan peserta dari berbagai latar belakang. Ide ini dilandasi semangat untuk melanjutkan perjuangan Kartini yang ikonik. Melalui kolaborasi dengan lembaga swasta dan pemerintah daerah, Kongres ini dirancang agar lebih inklusif dan relevan dengan tantangan zaman. Selain itu, rencana ini juga mencerminkan komitmen untuk menjadikan warisan Kartini sebagai inspirasi global.

Mewujudkan Kolaborasi Nilai-nilai Kartini

Kartini Heritage Center, yang diprakarsai oleh keturunan langsung RA Kartini, berkomitmen untuk meneruskan nilai-nilai yang dianut oleh sang pahlawan nasional. Salah satu anggotanya, Joddi Mulyasetya Putra, menyampaikan bahwa Kongres ini adalah upaya bersama untuk merealisasikan cita-cita Kartini. Dengan menggandeng berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, Kongres ini diharapkan bisa menjadi tonggak baru dalam perjuangan perempuan di era globalisasi.

Dalam sejarahnya, Kongres Perempuan pertama kali diadakan di Yogyakarta pada tahun 1928, kemudian dilanjutkan di Solo pada tahun 1930 dan Bandung pada tahun 1938. Tradisi ini kini ingin diteruskan di tanah kelahiran Kartini sendiri. Rencana Kongres ini juga didukung oleh berbagai elemen masyarakat yang peduli pada isu kesetaraan gender. Melalui diskusi mendalam dan pembaruan konsep, Kongres ini diharapkan dapat menghasilkan solusi konkret untuk tantangan yang dihadapi kaum perempuan di seluruh dunia.

more stories
See more