Sebuah peristiwa cuaca ekstrem melanda Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, pada Senin sore (21/4/2025). Hujan lebat yang disertai angin puting beliung menimbulkan kerusakan di beberapa pemukiman warga. Peristiwa ini terutama memengaruhi wilayah Kecamatan Tarutung dan Kecamatan Siatas Barita. Menurut laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, angin kencang menyebabkan atap rumah warga mengalami kerusakan serius. Tim penanggulangan bencana telah dikirim ke lokasi untuk melakukan evakuasi, pendataan kerusakan, serta memberikan bantuan darurat kepada masyarakat terdampak.
Pada sore hari di Kabupaten Tapanuli Utara, langit tiba-tiba berubah gelap dengan hujan deras yang turun tanpa ampun. Dalam waktu singkat, angin puting beliung melanda dua kecamatan utama: Tarutung dan Siatas Barita. Salah satu lokasi paling parah adalah Panganan Lombu, Desa Simamora, Kecamatan Tarutung, di mana banyak atap rumah milik warga tidak tertahan oleh kekuatan angin tersebut.
Ramly Lumbantobing, seorang pejabat dari BPBD Tapanuli Utara, mengonfirmasi insiden tersebut dan menjelaskan bahwa tim sedang bekerja keras untuk mengumpulkan data tentang skala kerusakan. "Kami sudah mendeploy tenaga ke lapangan guna membantu para korban dan melakukan evaluasi lebih lanjut," tuturnya. Selain itu, pemerintah daerah juga telah menyiapkan tenda darurat bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal sementara.
Desa lain yang dilaporkan mengalami dampak serupa adalah Desa Pancurnapitu, Kecamatan Siatas Barita. Di sini, sejumlah bangunan juga mengalami kerusakan akibat angin yang melanda secara mendadak. Warga setempat masih dalam proses pemulihan sambil menunggu hasil survei lebih rinci dari petugas.
Dari perspektif jurnalis maupun pembaca, situasi ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran akan potensi bencana alam yang semakin sulit diprediksi. Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa mitigasi bencana harus menjadi prioritas nasional. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siap menghadapi kondisi darurat apabila cuaca ekstrem terjadi lagi di masa mendatang. Kolaborasi antara pemerintah dan komunitas lokal sangat diperlukan untuk meminimalkan risiko kerugian material maupun korban jiwa.