Dalam sebuah pengumuman yang menarik perhatian internasional, seorang pejabat tinggi pemerintahan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta Uni Eropa mengirimkan pasukan tempur profesional ke negara tersebut. Permintaan ini muncul menjelang pertemuan koalisi di Paris yang melibatkan berbagai negara Eropa. Ajudan senior Igor Zhovkva menekankan bahwa pasukan yang dimaksud bukanlah untuk langsung bertempur dengan Rusia, tetapi untuk meningkatkan kemampuan pertahanan nasional Ukraina. Diskusi terkait rencana pengerahan tentara "penenang" yang mencakup hingga 30.000 personel telah menjadi fokus pembicaraan antara Prancis, Inggris, dan mitra-mitra lainnya.
Pada hari Rabu (26/3/2025), di tengah atmosfer tegang di wilayah Eropa Timur, Igor Zhovkva menyampaikan permintaan konkret kepada komunitas internasional. Ia menegaskan bahwa Ukraina membutuhkan bantuan dari pasukan profesional yang tidak hanya siap menjaga perdamaian, tetapi juga menghadapi tantangan militer. Pertemuan puncak yang direncanakan di ibu kota Prancis akan membahas langkah-langkah strategis, termasuk potensi penerapan pasukan "penenang" di lokasi-lokasi penting seperti pelabuhan, bandara, dan infrastruktur vital lainnya.
Di sisi lain, Moskow telah menyuarakan kekhawatiran terkait rencana ini. Pihak Rusia memperingatkan bahwa kehadiran pasukan NATO di Ukraina, meskipun disebut sebagai penjaga perdamaian, dapat dipandang sebagai intervensi langsung dalam konflik regional. Mereka juga menuding Prancis dan Inggris memiliki agenda terselubung untuk memperkeruh situasi guna melemahkan upaya diplomasi bersama antara Amerika Serikat dan Rusia.
Berbagai negara di seluruh Eropa saat ini sedang mengevaluasi cara terbaik untuk memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina tanpa memperburuk ketegangan dengan Rusia. Diskusi mendalam tentang pengiriman pasukan, misi pengawasan udara, dan dukungan logistik lainnya menjadi prioritas utama dalam pertemuan ini.
Sementara itu, Volodymyr Zelensky secara aktif terlibat dalam diplomasi internasional. Pada awal bulan ini, ia menyampaikan pidato melalui video kepada para pemimpin Uni Eropa, menekankan urgensi tindakan kolektif demi stabilitas regional.
Dengan semakin meningkatnya kompleksitas geopolitik di wilayah tersebut, semua pihak harus menyeimbangkan antara kepentingan strategis dan keamanan global.
Dari perspektif seorang jurnalis, panggilan Ukraina untuk pasukan tempur Eropa menunjukkan betapa rapuhnya situasi keamanan di wilayah tersebut. Langkah-langkah yang diambil oleh Prancis dan Inggris, meskipun dirancang untuk melindungi Ukraina, bisa saja memicu eskalasi yang lebih besar jika tidak ditangani dengan hati-hati. Dunia kini menanti apakah inisiatif ini akan membawa kedamaian atau malah memperdalam jurang perpecahan di panggung internasional.